Bisnis.com,
JAKARTA-Sebagian kalangan menilai dewasa ini gaung peringatan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia sudah tidak sesemarak dulu. Antusiasme masyarakat di Tanah
Air dianggap mulai memudar saat menjelang momentum Agustusan.
Namun,
di saat gemuruh perayaan Agustusan di dalam negeri mulai memudar, para Warga
Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri justru merindukan momen-momen
HUT RI. Sebab, itu adalah saat di mana kerinduan mereka akan Tanah Air terobati.
Apalagi,
bagi WNI yang sudah sangat lama menetap di luar negeri, dan kerap
berpindah-pindah negara. Itulah yang dirasakan oleh Widy Dinarti. Pengalamannya
sebagai Country Managing Director AIESEC Thailand membawanya melanglangbuana ke
banyak negara.
Perempuan
asal Malang itu telah merasakan bekerja di Kamboja, Ethiopia, Jerman, India,
Kenya, Madagascar, Malaysia, Mauritius, Nigeria, Taiwan, Tanzania, Thailand,
Afrika Selatan, Swaziland, dan Uganda.
Lama
hidup di negeri orang, Widy selalu merindukan momen-momen perayaan Agustusan di
mana dia bisa kembali berkumpul dengan saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah
Air. Perayaan Agustuan yang berkesan baginya adalah saat dirinya tinggal di New
Delhi dan Pretoria.
Bagaimana
pengalaman Widy dalam merayakan Agustusan di negeri orang? Berikut
penuturannya:
Mana
perayaan Agustusan di luar negeri yang paling berkesan bagi Anda?
Di
New Delhi pada 2012 dan di Pretoria pada 2014.
Di
New Delhi, waktu itu saat saya sedang menjalani fellowship programme di NOIDA
untuk belajar kewirausahaan sosial secara langsung. Sedangkan di Pretoria, saat
itu saya sedang melakukan management traineeship di DHL Africa di Johannesburg.
Bisa
digambarkan bagaimana suasana Agustusan di masing-masing kota tersebut?
Suasana
perayaan Agustusannya cukup meriah. Terlebih lagi, suasana kekeluargaan
antarwarga negara Indonesia di sana terasa sekali. Seolah-olah kami sedang
merayakan acara 17-an di RT/RW.
Kebetulan
saat itu saya mengikuti acara yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) untuk India dan Afrika Selatan, dengan disambut langsung oleh Duta
Besar.
Banyak
kegiatan yang dilakukan, mulai dari upacara bendera mengenakan pakaian daerah
atau batik, makan-makanan khas Indonesia, hingga berbagai macam lomba untuk
anak-anak. Ada juga menari poco-poco bersama, dan lomba karaoke.
Mana
yang lebih semarak di antara kedua kota tersebut?
Perayaan
Agustusan yang lebih semarak waktu itu di KBRI Pretoria. Sebab, di sana WNI
yang datang benar-benar lebih membaur satu sama lain. Waktu di Pretoria, malah
mengundang langsung kelompok tari dari Kalimantan untuk menyuguhkan tarian
adat.
Anda
sendiri berpartisipasi atas inisiatif sendiri atau ajakan?
Saya
sikut berpartisipasi karena inisiatif. Sebab saya merasa sebagai seorang WNI
wajib menghadiri peringatan hari jadi negara saya. Selain itu, saya juga rajin
mencari informasi dari KBRI setempat seputar kegiatan-kegiatan mereka.
Bagaimana
respons warga lokal terhadap perayaan Agustusan di negara mereka?
Saya
merasa mereka tertarik dan bahkan antusias untuk ikut berpartisipasi. Kalau
acara perayaan yang digelar di dalam KBRI sendiri, saya tidak tahu pasti karena
memang acaranya tidak dibuka untuk umum.
Acara
tersebut khusus internal untuk WNI dan karyawan KBRI, dan kami tidak dianjurkan
untuk mengajak WNA atau warga lokal. Bahkan di Pretoria, kami para WNI dilarang
keras mengajak orang asing. WNA yang datang harus dengan undangan KBRI.
Namun,
menariknya, saat di Pretoria banyak warga lokal yang mencuri-curi lihat atau
berusaha mengintip dari balik tembok untuk menonton acara-acara Agustusan yang
kami rayakan.
Apakah
orang-orang di New Delhi dan Pretoria cukup familiar dengan budaya Indonesia?
Kalau
di New Delhi saya kurang tahu, tapi di Pretoria sepertinya tidak. Sebab,
Indonesia adalah negara yang kurang populer di Benua Afrika.
Menurut
Anda apa manfaat dari ikut merayakan Agustusan ketika sedang di negeri orang?
Saya
merasa senang saja. Saya sangat bahagia bisa mengenang suasana yang biasa saya
rasakan ketika saya masih kecil di kampung halaman. Menurut saya, perayaan
seperti ini cukup mengobati rasa rindu saya terhadap Tanah Air.
Apa
yang paling Anda rindukan dari momentum Agustusan?
Semangat
anak-anak kecil yang antusias mengikuti perlombaan khas Agustusan, serta para
pemuda-pemudi karang taruna yang semangat menjadi panitia 17 Agustus, dan
semangat mempersiapkan perayaan yang semarak di kampung-kampungnya.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 17.08.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar