MATARAM—Nusa
Tenggara Barat akan memfokuskan pembangunan dan pengembangan fasilitas
transportasi terutama berbasis laut guna mendukung pergerakan logistik antar
provinsi.
Kepala Dinas
Perhubungan Nusa Tenggara Barat (NTB) Bayu Windya mengatakan strategi
pengembangan tersebut sesuai dengan arahan dari Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi saat melakukan kunjungan kerja di wilayah NTB pekan lalu.
"Kami
akan maksimalkan pemanfaatan transportasi laut, antara lain akan kami mantapkan
lagi kajian tol laut dari Jakarta, Surabaya, Lembar, Bima, hingga ke Nusa
Tenggara Timur . Jadi rutenya akan rute laut semua," ujar Bayu kepada
Bisnis saat dihubungi di Mataram, Senin (31/10).
Bayu
menambahkan, fokus untuk memaksimalkan potensi jalur laut dipilih lantaran dari
sisi biaya lebih ekonomis dibandingkan dengan jalur darat maupun udara.
Lebih
lanjut, sarana transportasi darat di NTB, dinilai Bayu, sudah cukup baik. Untuk
itulah fokus pengembangan dialihkan ke konektivitas berbasis laut.
"Di
laut yang saat ini mau dikembangkan itu Pelabuhan Lembar, kemudian pelabuhan
laut Bima, kemudian pelabuhan laut di Kempo," ujar Bayu.
Berdasarkan
data Statistik Transportasi NTB September 2016 yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik, tercatat pergerakan jumlah barang yang dibongkar pada
pelabuhan laut di NTB sebanyak 107.552 ton. Angka ini menurun sebesar 12,12%
dari jumlah Agustus.
Sementara
itu, jumlah barang yang dimuat melalui laut pada bulan September 2016 juga
mengalami penurunan menjadi 37,66% dibandingkan dengan Agustus 2016.
Jumlah
penumpang yang datang menggunakan sarana angkutan laut pada September 2016
turun sebanyak 36,79% menjadi 5.559 orang. Demikian pula dengan jumlah
penumpang yang berangkat dengan sarana kapal laut menurun sebesar 12,02%.
Dalam
kunjungan kerjanya ke NTB pekan lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
mengatakan Pelabuhan Lembar yang ada saat ini dinilai tidak dapat menampung
kapasitas barang dan fasilitas lainnya.
Budi
antusias dan mendukung penuh upaya Pemprov NTB mengembangkan pelabuhan tersebut
yang rencananya Pembangunan akan dimulai November 2016 mendatang.
"Pelabuhan
Gilimas adalah masa depan NTB. Kita apresiasi apa yang dilakukan Pak Gubernur.
Yang juga kita pikirkan, kita lakukan pengembangan pelabuhan di NTB ini,"
ujar Budi.
Lebih
lanjut Budi mengatakan, berdasarkan hasil studi, sebanyak 94% pergerakan
logistik didominasi melalui jalur darat. Menghadapi hal tersebut, Menhub ingin
adanya perubahan dengan mengalihkan pergerakan logistik menjadi melalui jalur
laut yang dinilai lebih menghemat biaya.
Terhadap
hal tersebut, Menteri Perhubungan ingin agar pergerakan logistik beralih dari
jalan raya ke jalur laut agar lebih efektif. Sebab, pergerakan logistik melalui
jalur darat dinilai lebih banyak mengeluarkan banyak biaya.
Kendaraan
angkutan logistik dari Banyuwangi menuju wilayah NTT melalui Pelabuhan
Penyeberangan Lembar yang menghubungkan Lombok menuju Padang Bay Bali
merupakan pintu keluar-masuk barang dan
orang di NTB dan selanjutnya menuju NTT.
KEBUTUHAN KAPASITAS
Rencana
pengembangan Pelabuhan Gilimas ini dilakukan karena adanya kebutuhan kapasitas
yang lebih besar untuk terminal barang. Selain itu juga di pelabuhan
Lembar ini kedalamannya cuma 7 meter.
Sedangkan untuk kapal cruise, butuh kedalaman 10 meter dan lebih.
"Kapal
roll on roll off (RORO) panjangnya lebih dari 100 meter. Tidak bisa masuk sini.
Cruise juga panjangnya 300 meter dan tidak dapat bersandar ke sini karena
drafnya itu 10 meter lebih. Sementara di sini kedalamannya cuma 7 meter,"
tutur Budi.
Sementara
itu Dirut
Pelindo III Orias Petrus Moedak menyatakan siap untuk mendukung
pengembangan pelabuhan Gili Mas sebagai pelabuhan utama di
NTB.
"Kami
siap melakukan pengembangan Gilimas. Setelah izin lengkap, akan kami proses.
Ini supaya 1,5—2 tahun sudah selesai dan beroperasi," ujar Orias Petrus.
Sementara
itu Gubernur
NTB TGH. M. Zainul Majdi menyatakan bahwa kunjungan Menteri Perhubungan
ke Lombok dan Sumba merupakan lanjutan pertemuan Gunernur dan Menteri
Perhubungan.
"Ini
satu sinyal yang sangat baik buat kita semua. Good governance meningkat dan
kinerja. Selama ini turis yang datang menggunakan kapal pesiar harus turun
pakai sekoci dan ini sangat tidak baik. Pelabuhan Gilimas semoga jadi satu
solusi," ujar Madji.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 02.11.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar