Bisnis.com,
Jakarta-- Direktur Penelitian Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal
menilai kenaikan harga komoditas mampu memperbaiki kinerja ekspor. Dia
menyatakan karakteristik ekspor Indonesia sangat sensitif dengan harga
komoditas sehingga kenaikannya dapat mendorong ekspor dari sisi nilai.
Tren
sejak kuartal III/2016 hingga berjalannya kuartal terakhir di tahun ini
menunjukkan terjadi peningkatan harga tertinggi pada jenis batu bara. Neraca
perdagangan Indonesia pada Oktober 2016 tercatat surplus US$1,21 miliar, tidak
jauh berbeda dengan posisi bulan sebelumnya US$1,22 miliar.
Surplus
pada Oktober 2016 itu ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas senilai
US$1,71 miliar. Pada saat yang bersamaan, neraca perdagangan migas tercatat
defisit senilai US$0,50 miliar.
"Otomatis
kalau harga batubara naik, itu akan berdampak pada ekspor kita sampai tahun
depan," katanya.
Selain
itu, permintaan batu bara akan meningkat sejalan dengan rencana kebijakan Trump
yang akan lebih ekspansif di fiskal. Pembangunan infrastruktur dan industri
manufaktur akan membutuhkan banyak sumber energi seperti batu bara. Kendati
secara permintaan mengalami penurunan, namun batu bara masih dapat diandalkan.
"Dari
China juga walaupun pertumbuhannya diprediksi terus melambat sampai tahun depan
tapi dengan naiknya harga komoditas khususnya batu bara dan lainnya itu akan
tetap mendorong ekspor kita," ucapnya.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 20.11.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar