JAKARTA.
Perusahaan penyedia jasa pengiriman barang ekspres, DHL Express mulai
mengoperasikan service center di Solo, Jawa Tengah. Service center itu dibangun
di area seluas 1.419 meter persegi dengan investasi senilai Rp 16 miliar.
Nantinya,
aset ini memungkinkan DHL Express memproses 340.000 kiriman dan menangani berat
kiriman hingga 1,3 juta kilo per tahun. Fasilitas modern ini dilengkapi dengan
peralatan canggih seperti motorized conveyor, reweighing dan dimensioning
system. Selain itu, ada pula sistem kontrol akses dan alarm serta 45 kamera
CCTV untuk memastikan keamanan setiap kiriman.
Fasilitas
ini juga memiliki kemampuan vehicle drive-in sehingga kiriman dapat terlindungi
lebih baik dari cuaca buruk. Fasilitas ini didukung oleh delapan karyawan,
termasuk tiga karyawan yang memiliki sertifikasi menangani kiriman dangerous
goods, sehingga semua kiriman yang diproses mengikuti regulasi IATA mengenai
dangerous goods.
Service
center itu bagian dari ekspansi perusahaan. Baru-baru ini, DHL Express juga
menambah gateway di Jakarta dan meluncurkan layanan Mobile Service Station.
Berbagai ekspansi itu bertujuan menyediakan akses lebih baik bagi para pelaku
usaha lokal menuju pasar global.
“Pembukaan
Solo Service Center yang baru ini memampukan kami untuk melayani pelaku usaha
lokal lebih baik lagi, dengan memberikan mereka akses ke pasar internasional,”
kata Ahmad Mohammad Senior Technical Advisor DHL Express Indonesia dalam
keterangan resmi, Senin (28/11).
Selain
itu, Ahmad menyebut, pembangunan service center juga untuk membantu pelaku
usaha melakukan perdagangan ke pelanggan di seluruh dunia. Dengan didukung
jaringan global ke lebih dari 220 negara dan teritori, DHL Express membantu UKM
untuk menjangkau pasar global. "Fasilitas ini adalah bukti kerjasama yang
kuat untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.
Menurut
Ahmad, kota-kota di Jawa Tengah, seperti Semarang dan Solo, berotensi besar
untuk tumbuh. Terutama karena banyaknya penyebaran usaha kecil dan menengah di
area tersebut. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (Indonesia
Investment Coordinating Board), tingkat investasi domestik ke Jawa Tengah
meningkat 1.483% antara 2010 dan 2013. Ini memberikan sinyal adanya minat yang
kuat di area tersebut.
Sumber
: Kontan, 28.11.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar