JAKARTA.
Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan bersama Gubernur
Sulawesi Utara menyambut kedatangan pelayaran perdana kapal MV
Super Shuttle Ro-Ro 12 rute Davao/Geberal Santos yang melayari rute
Filipina-Bitung di Pelabuhan Samudera Bitung Sulawesi Utara, Selasa (2/5).
Dirjen
Perhubungan Laut Tonny Budiono mengatakan, pelayaran perdana kapal Ro-Ro Rute
Davao/General Santos Filipina-Bitung merupakan perwujudan dari penandatangan
Deklarasi Bersama tentang konektivitas laut Indonesia-Filipina pada 28 April
2017, dan secara resmi telah diluncurkan pada 30 April 2017 di Manila Filipina.
"Ini
merupakan prestasi bangsa Indonesia yang tentunya menjadi bagian penting dari
pembangunan konektivitas ASEAN,” ujar Tonny dalam keterangan resmi, Selasa
(2/5).
Penandatanganan
Deklarasi Bersama Indonesia-Filipina itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan
BIMP-EAGA Sea Linkages Working Group di Manado pada 19-20 April 2017 yang
dihadiri perwakilan dari negara anggota BIMP EAGA Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia dan Filipina serta perwakilan dari BIMP Facilitation Centre (FC), BIMP
EAGA Business Council (BEBC) dan Asian Development Bank (ADB).
ASEAN
Ro-Ro merupakan proyek dibawah kerangka ASEAN Connectivity yang dibahas
secara intensif dalam forum BIMP EAGA, Sea Linkages Working Group. Kemudian
diperkuat dengan MOU on Establishment and Promoting Efficient and Integrated
Sea Linkages yang ditandatangani empat Menteri Transportasi anggota BIMP EAGA
pada 2007, serta penandatanganan Joint Declaration Indonesia dan Filipina.
Tonny
menambahkan, perwujudan konektivitas laut Indonesia-Filipina sejalan dengan
visi pemerintah Indonesia yaitu mengembalikan kejayaan maritim Indonesia yang
dapat dicapai dengan pembangunan sektor maritim.
Pembukaan
rute pelayaran baru Bitung Indonesia-Davao Filipina, selain akan meningkatkan
kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Filipina juga akan memberikan
peluang besar bagi kedua belah pihak terutama dalam membantu mengembangkan
potensi ekonomi daerah serta meningkatkan pariwisata dan investasi daerah kedua
belah pihak.
Sebab,
pelayaran Bitung-Davao dinilai sangat kompetitif baik dari segi jarak maupun
waktu tempuh yang lebih singkat sehingga dapat mengurangi biaya transportasi
dan logistik. Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1-2 hari. Hal
ini tentunya jauh lebih singkat dibandingkan dengan rute Bitung-Surabaya atau
Jakarta-Davao, yang membutuhkan waktu satu sampai dua minggu.
Sebelumnya,
Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, layanan pelayaran tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam memajukan sub kawasan, baik
hal konektivitas, perdagangan, hingga people to people contact antara
Indonesia-Filipina maupun ASEAN.
"Saat
ini pelayanan Ro-Ro baru menghubungkan Indonesia dan Filipina. Namun akan
dikembangkan sehingga menghubungkan wilayah dari negara ASEAN lain, sehingga
mendukung konektivitas ASEAN," kata Budi.
Sebagai
informasi, pelayaran perdana oleh Kapal Ro-Ro rute Davao/General Santos
Filipina ke Bitung Indonesia akan dilayani kapal Super Shuttle Ro-Ro 12
yang dioperasikan Asian Marine Transport Corporation (AMTC) dengan kapasitas 500
TEuS.
Sumber
: KOntan, 02.05.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar