"Pada
The Global Inclusion Awards 2017, Indonesia mengalahkan India dan Pakistan yang
sebelumnya masuk final untuk regional Asia dan Pasifik," jelas Kepala
Departemen Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Agus Sugiarto di Nusa Dua,
Jumat (5/5).
Agus
mengungkapkan, juri kompetisi ini berasal dari otoritas dan organisasi
internasional seperti Deputi Kementerian Bidang Kerja Sama Ekonomi
dan Pengembangan Jerman (Federal Ministry for Economic Cooperation and
Development), OECD, Thomson Reuters, dan konsultan serta profesional di
bidang ekonomi dan keuangan. Selain itu, The G20 Global Partnership for Financial
Inclusion (GPFI) juga berperan dalam penyelenggaraan kompetisi ini.
Sedikit
informasi, The Country Award merupakan salah satu kategori dari The Global
Inclusion Awards untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh CYFI pada tahun
2012. Penghargaan ini diberikan kepada otoritas atau pemerintah yang dianggap
berhasil dalam membangun kerja sama nasional antara para pemangku kepentingan
untuk menciptakan iklim regulasi yang memperhatikan aspek keuangan bagi anak
dan pemuda.
Adapun
kriteria penilaian untuk kategori penghargaan tersebut antara lain negara
menunjukkan prestasi dan inovasi yang istimewa, negara membangun kerja sama
yang kuat antara pembuat kebijakan dan regulator keuangan, negara menunjukkan
strategi yang luar biasa dalam mengimplementasikan inisiatif keuangan bagi anak
dan pemuda serta egara menunjukkan upaya yang substansial dalam membangun kerja
sama antara para pemangku kepentingan.
Menurut
Agus, Indonesia saat ini dianggap berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan
inklusi masyarakat Indonesia yang tampak dari berbagai upaya untuk memenuhi
target inklusi keuangan sebesar 75 persen pada tahun 2019 dan target
peningkatan literasi keuangan per tahunnya sebesar 2 persen. Upaya dimaksud
berupa kebijakan dan program insiatif melalui regulasi dan strategi terkait
literasi keuangan, inklusi keuangan, dan perlindungan konsumen, yang
diimplementasikan dalam berbagai program inisiatif literasi dan inklusi keuangan
termasuk bagi anak dan pemuda.
Selama
ini, dari aspek regulasi dan strategi, OJK mendorong industri jasa keuangan dan
pemangku kepentingan untuk melakukan berbagai upaya peningkatan literasi dan
inklusi keuangan. Hal ini dilakukan melalui POJK No. 76/POJK.07/2016 tentang
Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan yang memperkuat implementasi regulasi
dan kebijakan.
Berbagai
inisiatif dilaksanakan OJK dan industri jasa keuangan untuk meningkatkan
edukasi dan literasi keuangan. Bentuk inisiatif tersebut adalah dengan
penyusunan dan pengembangan materi literasi keuangan untuk jenjang pendidikan
formal dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi yang pada tingkat
SMA.
Bersama
dengan itu, OJK juga melakukan penyusunan dan pengembangan materi literasi
keuangan serta diseminasi materi literasi keuangan melalui edukasi keuangan
dalam berbagai bentuk kepada berbagai komunitas termasuk anak dan pemuda yang
bersifat informal di berbagai daerah di Indonesia. Dari sisi inklusi keuangan,
beberapa upaya yang dilakukan antara lain implementasi program SimPel/SimPel iB
dengan target pelajar, Kampanye Ayo Menabung, dan program bank mini di sekolah.
Child and
Youth Finance International (CYFI), selaku penyelenggara kegiatan
penghargaan ini, merupakan sebuah jaringan internasional (global network) yang
berbasis di Amsterdam, Belanda, dengan fokus kepada peningkatan kapasitas
keuangan bagi remaja dan anak-anak. CYFI didirikan dengan tujuan untuk
memfasilitasi inklusi keuangan dan edukasi keuangan bagi remaja dan anak-anak
di seluruh dunia untuk dipersiapkan menjadi warga negara yang berdaya ekonomi.
Hingga saat ini, program-program CYFI telah berhasil menjangkau 36 juta anak
dan pemuda di seluruh dunia.
Program-program
utama yang diinisiasi oleh CYFI antara lain The Global Inclusion Awards,
Global Money Week, Ye! Community (Young Entrepreneur Community), dan
SchoolBank yang diselenggarakan dengan skala internasional. Pada Maret
2017 lalu, kegiatan tahunan Global Money Week yang diselenggarakan oleh CYFI
juga turut didukung dan dihadiri oleh Queen Maxima dari Kerajaaan Belanda yang
juga merupakan United Nations Secretary General Special Advocate for Inclusive Finance
for Development (UNSGSA).
Sumber
: BeritaSatu, 06.05.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar