KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT
Industri Kereta Api Indonesia (INKA) mendapat berkah proyek pengadaan
kereta api. Banyaknya pesanan tersebut menjadikan INKA optimistis dapat
menorehkan pertumbuhan bisnis yang cukup tinggi.
Tahun ini, INKA menargetkan
pertumbuhan pendapatan. "Di tahun 2018 ini kami menargetkam sales sekitar
Rp 3,3 triliun," ujar M. Choliq Senior Manager Humas Industri
Kereta Api Indonesia kepada KONTAN, belum lama ini. Jumlah itu naik 27%
dibandingkan n realisasi tahun 2017 yang hanya menggapai Rp 2,6
triliun.
Tercatat beberapa proyek yang tengah
dikerjakan oleh INKA di tahun ini. Di antaranya, proyek pengadaan 31 rangkaian keretaapi
light rail transit (LRT) Jabodebek yang nilainya mencapai Rp 4 triliun.
Pemesanan 438 gerbong dari PT Kereta Api
Indonesia (KAI) juga turut menjadi penyumbang pendapatan yang besar
bagi INKA. Selain itu, proyek kereta Bandara Internasional
Minangkabau, Sumatra Barat dan Bandara Internasional di Solo, Jawa Tengah turut
menambah portofolio penjualan INKA.
Selain pasar domestik, pesanan
kereta api INKA dari luar negeri juga bertambah panjang. Baru-baru ini, INKA
menandatangani kontrak pembelian kereta rel diesel (KRD) dengan Philippine
National Railways (PNR). Kontrak itu bernilai PHP 485 juta atau setara
dengan Rp 127,3 miliar.
Choliq menambahkan, terdapat
beberapa langkah yang dilakukan INKA untuk memaksimalkan pasar ekspor. Salah
satunya melalui jalur pemerintah lewat duta besar Indonesia di negara tujuan
ekspor.
Selama ini INKA menyasar
negara-negara berkembang di kawasan Asia untuk dimasuki produk kereta api
buatan perusahaan plat merah ini. Untuk membekali kompetisi bisnis dan kinerja
penjualan supaya efisien, INKA mengandalkan sinergi antara BUMN.
Ketersediaan komponen INKA tak lepas
dari sinergi tersebut. Contohnya kebutuhan transmisi kereta api, INKA
mendapatkan dari hasil kerjasama dengan PT Pindad. Sementara untuk rangka baja
diperoleh dari PT Krakatau Steel.
Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kereta api buatan
INKA tergolong tinggi. Choliq mengklaim,
untuk jenis kereta barang TKDN sekitar 80% sampai 85%, untuk kereta penumpang
75%, lalu tipe LRT kisaran 50% hingga 60%.
Ia yakin, ke depan prospek industri
manufaktur kereta api masih dapat tumbuh signifikan. "Karena negara
sekarang kalau mengandalkan transportasi massal pasti pakai kereta api,"
ujar Choliq.
Untuk mengejar pertumbuhan bisnis,
INKA berencana menambah satu pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur dengan luas
80 hektare (ha). Perlu diketahui, saat ini INKA memiliki satu pabrik Kereta Api
yang berlokasi di Madiun Jawa Timur. Berada di lahan seluas 22 ha, kapasitas
terpasangnya mencapai 600 gerbong setiap tahun. "Pertengahan tahun 2018
ini pembangunan, tahun depan sudah jalan," terang Choliq.
Sumber : Kontan, 01.02.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar