Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian
Perindustrian menetapkan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sebagai
salah satu sektor yang akan menjadi percontohan pada implementasi Industri 4.0
di Indonesia.
Guna menopang daya saingnya,
Kemenperin terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor ini agar
mampu menguasai perkembangan teknologi digital.
“Khusus untuk memasok tenaga kerja
di industri TPT, kami memiliki Akademi Komunitas Tekstil Solo dan
penyelenggaraan Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan
kerja) untuk operator mesin garmen,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di
Jakarta melalui keterangannya di Jakarta, Senin.
Selain itu, Kemenperin gencar
melaksanakan program pendidikan vokasi yang link and match antara industri
dengan Sekolah Menengah Kejuruan di berbagai daerah.
“Pemerintah juga tengah membahas
terkait perdagangan internasional, agar tarif bea masuk tekstil atau garmen
kita bisa di-nol-kan oleh negara lain,” ujarnya.
Misalnya saja dengan Australia,
lanjut Menperin, pihaknya menargetkan CEPA dengan Australia bisa selesai tahun
ini.
“Kami yakin, kalau semua tarif sudah
menjadi nol, ekspor tekstil atau garmen kita akan meningkat, dampak positifnya
juga akan dirasakan di Jawa Tengah,” papar Airlangga saat kunjungan kerja ke
Jawa Tengah.
Di samping itu, Kemenperin fokus
mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) di Jawa Tengah agar siap
memasuki era Industri 4.0. Salah satu langkahnya adalah mendorong mereka
memanfaatkan e-commerce untuk melakukan bisnis pada era digital saat ini.
“Kami punya banyak pelatihan,
contohnya workshop e-Smart IKM,” ungkapnya.
Menurut Airlangga, generasi milenial
menjadi aset penting Indonesia ke depan dalam membangun sektor manufaktur agar
semakin tumbuh dan berdaya saing global, seiring dengan bonus demografi yang
akan diperoleh pada tahun 2020-2030.
“Ada tiga pelajaran yang mutlak
dikuasai oleh generasi milenal kita agar bisa bersaing di Industri 4.0, yakni
Bahasa Inggris, Statistik, dan Koding,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Dito Ganinduto yang turut serta Menperin melakukan kunjungan kerja di
Semarang ini menyambut gembira peluncuran Peta Jalan Making Indonesia 4.0 yang
diinisasi oleh Kemenperin dalam memasuki era Industri 4.0.
“Jadi, roadmap ini menjadi angin
segar bagi perbaikan kondisi industri manufaktur kita,” ujarnya.
Dia menilai, implementasi Industri
4.0 akan meningkatkan pengembangan sektor manufaktur dalam negeri.
Misalnya untuk industri TPT,
Indonesia perlu mengembangkan pakaian yang lebih spesifik untuk tujuan ekspor,
seperti pakaian olahraga atau yang khas nusantara seperti batik.
“Indonesia juga perlu meningkatkan
keahlian tenaga kerjanya di industri TPT,” kata Dito.
Sumber : Antara – Bisnis, 09.04.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar