Bisnis.com, BATAM -- PT
Sarana Bandar Nasional (SBN) atau Pelni Logistics, anak usaha PT
Pelni (Persero) merilis aplikasi Informasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK) Tol
Laut untuk membuat penyaluran subsidi angkutan Tol Laut tepat sasaran.
Direktur Operasi & Pengembangan Usaha SBN Capt.
Murdiyoto mengatakan aplikasi
IMRK Tol Laut merupakan pengembangan dari aplikasi cargo reservation and tracking
system untuk muatan kapal penumpang Pelni yang telah dirilis pada Januari
2018. Aplikasi ini secara umum menyediakan informasi muatan dan
kapasitas ruang kapal yang digunakan untuk melayani Tol Laut.
Untuk tahap awal, aplikasi IMRK Tol
Laut baru bisa diakses melalui website.
"Dalam waktu kurang lebih satu
bulan bisa digunakan oleh para shipper (pengguna subsidi tol laut) melalui
smartphone yang diunduh menggunakan Google Play Store atau App Store,"
jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Jumat ( 13/4/2018).
Untuk diketahui, Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) telah memulai sosialiasi penggunaan aplikasi
IMRK kepada para pemangku kepentingan, mulai dari BUMN pengirim muatan Tol
Laut, para instansi dan asosiasi terkait serta para perusahaan Jasa
Pengurusan Transportasi (JPT) di Provinsi Jawa Timur.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Antar-lembaga
Buyung Lalana menyatakan perlakuan
kapal Tol Laut berbeda dengan kapal komersial. Oleh karena itu, dia meminta
operator dan mengikuti aturan penggunaan ruang kapal.
"Penerapan aplikasi Informasi
Muatan Ruang Kapal (IMRK) berbasis online ini akan mengurangi disparitas harga
dan menjaga subsidi program Tol Laut tepat guna dan tepat sasaran,” ujarnya.
Kasubdit Angkutan Dalam Negeri
Kemenhub Capt. Wisnu Handoko menerangkan aplikasi IMRK mencakup informasi
pengirim dan penerima barang, jenis barang, kuota muatan tersedia dan prioritas
muatan. Selanjutnya jadwal kapal, standar pelayanan, serta penyediaan data
valid dan lengkap untuk mempermudah pengambilan keputusan yang tepat dan
akuntabel.
Dalam angkutan Tol Laut, barang yang
dikirim diatur. Penggunaan aplikasi IMRK diharapkan bisa mencegah monopoli
penggunaan ruang muat kapal. Data shipper dan consignee (pengguna subsidi tol
laut) juga akan terekam dalam aplikasi sehingga pengendalian disparitas harga
bisa dipantau
Wisnu menambahkan aplikasi ini
nantinya akan diterapkan pada angkutan laut komersial sehingga sistem IMRK juga
akan tersambung dengan inaportnet.
Sebelumnya, Kemenhub sudah membuka
peluang bagi perusahaan pembuat perangkat lunak logistik dan jasa logistik
untuk berpartisipasi dalam program Tol Laut lewat penyediaan aplikasi IMRK.
Secara umum, perusahaan yang
berminat diminta untuk mampu menyeleksi prioritas pengangkutan barang kebutuhan
pokok dan barang penting, mampu menyeleksi shipper dan mampu menyeleksi
consignee.
Pada 2018, Kemenhub membuka 15 trayek
Tol Laut dengan 3 pelabuhan pangkal/muat dan 58 pelabuhan singgah. Dari
15 trayek tersebut, 8 trayek ditugaskan kepada Pelni dan PT ASDP Indonesia
(Persero) dan 7 trayek dibuka lelang untuk perusahaan swasta. Total anggaran
yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp447,62 miliar.
Sumber : Bisnis Indonesia, 13.04.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar