KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemanfaatan
teknologi internet of things (IoT) telah mendorong efisiensi dan
memangkas proses bisnis, sehingga produktivitas akan bertambah. Salah satu
perusahaan logistik dan pelabuhan yang sudah pemanfaatan teknologi IoT adalah
Cikarang Dry Port.
Satu-satunya pelabuhan darat di
Indonesia ini mengklaim sebagai bisa melakukan efisiensi sekitar 60%-70%
dan mempercepat proses bisnis dengan pemanfaatan teknologi IoT. Teknologi IoT
digunakan seiring peningkatan volume layanan di Cikarang Dry Port. Disebutkan,
pada semester I-2018 peningkatan volume di Cikarang Dry Port mencapai 27%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Ekosistem pelabuhan melibatkan
berbagai pihak. Dahulu komunikasi berantai, sekarang dapat dilakukan secara
simultan dengan teknologi IoT. Jadi, dahulu pekerjaan setengah hari, sekarang
dengan sekian menit bisa selesai. Itulah yang dimaksud peningkatan efisiensi
yang mendorong produktivitas,” ujar Managing Director PT Cikarang Inland Port
Benny Woenardi pada acara Asia IoT Business Platform Media Day di
Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (4/7), seperti dikutip dalam rilis
yang diterima Kontan.co.id.
PT Cikarang Inland Port adalah perusahaan yang mengelola Cikarang Dry Port. Perusahaan
ini, menurut Benny, menggunakan teknologi IoT pada pertama kalinya untuk
electronic seal. Teknologi ini dipakai guna melacak dan meningkatkan keamanan
kontainer.
Setelah itu, penggunaan IoT
berkembang pada teknologi smart port dan auto gate. “Pada April 2018 juga
mobile apps sudah direalisasikan. Nanti dua bulan lagi di Agustus, kami sudah full
epayment dan ebilling di mobile apps kami (My CDP),” paparnya.
Menurutnya, saat pertama digunakan,
impact efisiensi dari penggunaan IoT masih kecil, baru sekitar 10%-15%. “Nah
sekarang jika dibandingkan dengan awal, itu mungkin sudah hampir 60%-70%
efisiensi yang dihasilkan,” paparnya.
Cikarang Dry Port menjadi satu dari
83% pelaku bisnis di Indonesia yang saat ini sedang mengeksplorasi dan
mengimplementasikan solusi teknologi IoT. Menurut Direktur Asia IoT Business
Platform Irza Suprapto, hasil survei Asia IoT Business Platform di
ASEAN tahun lalu menunjukkan, 11,8% bisnis sudah mengimplementasikan IoT dan
5,1% sudah mendapat manfaat dari pengimplementasian itu. Sementara 29% sedang
mengeksplorasi solusi-solusi IoT dan 37% sedang mengumpulkan fakta dan
mempelajari solusi IoT.
“Kami sangat positif tentang
perkembangan di Indonesia dan kami telah melihat langkah yang diambil
perusahaan lokal selama 2-3 tahun terakhir dalam membangun strategi
digitalisasi. Ini upaya mereka untuk bisa bersaing tidak hanya secara lokal,
tetapi juga regional,” katanya.
Dirjen Aplikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi
(Kominfo) Semuel Abrijani
memaparkan, dengan adanya revolusi industri 4.0, pemerintah
mendorong berbagai sektor industri menerapkan dan mengembangkan teknologi IoT.
“Misalnya, Cikarang Dry Port sebagai pelabuhan bisa makin berkembang dan
efisien dengan dukungan teknologi IoT,” katanya.
Menurut Semuel menilai teknologi IoT
tidak bisa tergantikan. Seluruh pemangku kepentingan dari mulai pemerintahan,
industri, telekomunikasi, pelabuhan, hingga energi mesti mengadopsi teknologi
ini agar tidak tertinggal.
Sumber : Kontan, 05.07.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar