KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan
pelayaran plat merah, PT Djakarta Lloyd, berupaya
mengembangkan bisnisnya. Perusahaan ini, misalnya, membidik kontrak baru
pengangkutan minyak dari PT Pertamina.
"Belum tanda tangan, nilai
kontrak dan jangka waktunya sama dengan kontrak sebelumnya," ujar Direktur
Utama PT Djakarta, Suyoto kepada KONTAN, Kamis (12/7).
Sebelumnya, Djakarta Lloyd meneken
kontrak kerjasama dengan Pertamina untuk pengangkutan minyak bertenor 10 tahun.
Nilainya mencapai US$ 2,8 juta per tahun. Suyoto bilang, penekenan kontrak
tersebut sudah dilaksanakan menjelang Lebaran lalu atau Juni 2018.
Sebagai persiapan kerja sama
tersebut, Djakarta Lloyd tengah membangun kapal tanker bermitra dengan PT Dok
Perkapalan Surabaya. Kapal tanker ini berbobot 6.500 deadweight tonnage (DWT)
senilai US$ 13 juta. "Kami sudah meeting dengan Dok Perkapalan,
sudah mulai membangun kapal," terang Suyoto.
Untuk menjalankan kontrak baru
dengan Pertamina, Djakarta Lloyd sudah menggandeng sebuah perusahaan dok asal
Batam, Kepulauan Riau, dalam pengadaan kapalnya. "Untuk kontrak yang belum
ditandatangani ini malah proses pembuatan kapalnya sudah 40%," kalim
Suyoto.
Alhasil, apabila kontrak tersebut
sudah disetujui, Suyoto menjelaskan, pembangunan kapalnya pun akan lebih cepat
dibandingkan pembuatan kapal untuk kontrak sebelumnya. Djakarta Lloyd
menargetkan, kontrak baru dengan Pertamina bisa rampung pada Juli ini.
Selain itu, Djakarta Lloyd sedang
menyelesaikan kontrak kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk. "Untuk
kontrak dari Antam masih dalam proses. Nanti kami dapat kontrak pengangkutan
batubara 600.000 ton," ungkap
Suyoto.
Djakarta Lloyd juga telah meneken kontrak
pengangkutan batubara dari PT Surya Mega Adiperkasa dengan volume 500.000 ton
pada Februari 2018. Adapun jangka waktu kontrak ini selama dua tahun.
"Nilai kontrak sekitar Rp 60 miliar," sebut Suyoto.
Sedangkan kontrak existing dengan PT
PLN tercatat sebanyak 1,2 juta ton untuk pengangkutan batubara.
Kemudian, pada Maret lalu, Djakarta
Lloyd mendapat tambahan kontrak lagi sehingga total menjadi 3,7
juta ton.
Sumber : Kontan, 13.07.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar