KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pebisnis
logistik mengeluhkan tarif tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang
masih mahal. Hal ini akan berdampak pada pengeluaran perusahaan dan membuat
sopir angkutan logistik enggan masuk jalan tol.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha truk Indonesia Gemilang
Tarigan mengatakan, Tarif
tol untuk golongan V senilai Rp 45.000 untuk sekali lewat dengan jarak 13
kilometer (km) terlalu mahal sehingga supir tidak mau masuk ke tol.
Akibatnya, jalan raya menuju Pelabuhan Tanjung Priok mulai dari Kantor Polres
hingga Cakung macet total.
“Ini sudah pernah kami diskusikan
dan dari kami sudah minta ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) supaya ini dilakukan perubahan. Yakni perubahan usulan
kami bahwa JORR itu diberlakukan tariif integrasi,” kata Gemilang saat ditemui
Kontan.co.id di Tanjung Priok, Kamis (26/7).
Kini keputusan menteri pada tarif
ini sudah turun, dan kabarnya akan diimplementasikan. Namun, pemerintah tidak
kunjung menerapkan tarif integrasi di tol JORR tersebut.
“Kemarin ditunggu karena ada arus
balik Lebaran dan katanya selesai arus balik akan diterapkan setelah itu belum
juga di terapkan. Kendalanya saya tidak tau, kenapa tidak diterapkan, maka
mereka mengevalasi lagi,” jelasnya.
Dia menjelaskan, dengan tarif
integrasi sebesar Rp. 30.000 merupakan tarif yang ideal. Namun, untuk penumpang
mobil pribadi yang tarifnya Rp 9.500 akan dinaikkan menjadi Rp 15.000.
Gemilang menduga, hal tersebut
membuat kendaraan pribadi keberatan melewati tol JORR dengan jarak pendek.
“Jadi kalau menurut saya penerapan
tarif integrasi sangat baik karena akan mengurangi kepadatan lalu lintas di tol
JORR. Mengenai ini perlu penerapan yang cepat,” harapnya.
Sumber : Kontan, 26.07.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar