Bisnis.com, JAKARTA -- Muatan balik
tol laut dari Papua masih kosong sekalipun telah ditugaskan kepada perusahaan
pelayaran swasta tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian
Perhubungan, rata-rata muatan berangkat trayek T-9 (Tanjung
Perak-Nabire-Serui-Wasior-Tanjung Perak) 42,3 TEU's per perjalanan kapal
(voyage). Namun, muatan baliknya tidak ada.
Sementara, muatan berangkat trayek
T-11A (kapal crossing Tanjung Perak-Timika-Agats-Merauke-Tanjung Perak)
rata-rata 26 TEU's per voyage, sedangkan muatan baliknya kosong.
Kondisi yang sama terjadi pada
trayek T-11B (kapal crossing Tanjung Perak-Timika-Agats-Merauke-Tanjung Perak)
yang muatan berangkatnya 19 TEU's.
PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. (Temas Line) yang mengoperasikan rute itu sejak awal tahun ini
menyatakan rute tol laut yang hanya satu arah (one way route) menjadi penyebab
tidak ada muatan balik.
"Muatan baliknya masuk ke
swasta," kata Sekretaris Perusahaan Temas Line Marthalia Vigita saat
dihubungi, Senin (30/7/2018).
Itu pun, lanjut dia, jumlah
komoditasnya terbatas, yakni hanya hasil bumi, misalnya ikan laut. Seperti
diketahui, di luar tol laut, Temas Line juga mengoperasikan rute yang sama. Sejak
2016, perusahaan berekspansi ke Papua dengan membuka rute pelayaran ke Timika,
Merauke, dan Serui. Tahun ini, Temas Line menjadi salah satu pemenang
lelang rute tol laut untuk dua trayek.
Marthalia mengatakan muatan
berangkat 30%-50% dari kapasitas angkut kapal, baik tol laut maupun nontol
laut.
Sumber : Bisnis, 30.07.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar