Bisnis.com, JAKARTA -- PT.
Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), anak usaha PT. Pelabuhan Indonesia II
menargetkan bisa menangani volume bongkar muat mencapai 45 juta ton/tahun setelah
perseroan secara resmi ditugaskan untuk fokus mengelola layanan barang jenis kargo
umum non-peti kemas (breakbulk) di seluruh cabang perseroan.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Pelabuhan
Tanjung Priok (PTP), Ari Hendryanto
mengatakan taget penguasan volume kargo itu berasal dari cabang pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta, dan lima cabang lainnya, yakni: Banten, Teluk Bayur Sumatera
Barat, Jambi , Bengkulu serta cabang pelabuhan Panjang Bandar Lampung.
Selain manangani bongkar muat
breakbulk (non-peti kemas), PTP juga mengelola layanan peti kemas di pelabuhan
Priok. Namun terhitung 15 Juli 2018 layanan bongkar muat
peti kemas domestik maupun internasional di terminal 2 dan terminal 3 Priok
ditangani oleh PT. IPC TPK, yang juga merupakan anak usaha PT. Pelindo II
(IPC).
“Kami estimasi, untuk volume di lima
cabang pelabuhan tersebut bisa mencapai 15 juta Ton untuk enam bulan. Ini diluar
Priok yang mencapai 14-15 juta /tahun.Jadi kalau di total pertahun bisa
mencapai 40-45 juta ton,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/7/2018).
Ari menyatakan perseroan mendukung
penuh upaya PT.Pelindo II/IPC selaku induk perusahaan dalam melakukan pemisahan
bisnis (spin-off) layanan jasa kepelabuhanan di Tanjung Priok, dimana untuk
layanan non peti kemas dilaksanakan oleh PTP dan layanan peti kemas oleh IPC
TPK.
“Kami apresiasi ini sebab akan lebih
fokus dalam segmen bisnis, apalagi kedepan perseroa juga akan melaksanakan
initial public offering (IPO). Ini juga sejalan dengan tahapan program jangka
pangan Pelindo II agar pada 2020 seluruh layanan pelabuhan yang dikelola sudah
bisa world clas port,” tuturnya.
Manajemen PTP, imbuhnya, akan terus
berinovasi dalam pengembangan layanan kargo non peti kemas pada
pelabuhan-pelabuhan potensial guna mendongkrak pendapatan perseroan.
Bahkan, mulai 2019, PTP akan
menjajaki pengembangan bisnis diluar lingkungan Pelindo II/IPC. “Untuk dongkrak
dari sisi pendapatan, peluang kita mesti bisa mencari volume lebih. Saat ini
sudah dilakukan dilingkungan IPC, namun mulai 2019 menjajiki diluar IPC,bisa
juga ke luar negeri,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, telah selesai
menyusun struktur manajemen dan operasional serta SDM perusahaan untuk
menggerakkan roda bisnis perseroan dapat lebih cepat dan terkordinasi hingga ke
daerah atau cabang pelabuhan potensial.
“PTP akan masuk kelola ke
cabang-cabang Pelindo II jika volume kargo di cabang pelabuhan itu sudah
mencapai 1 juta ton. Nah saat ini baru kelima cabang tadi yang melampaui
throughput tersebut,” paparnya.
Ari mengatakan, terhadap kerjasama
dan mitra kerja perusahaan bongkar muat (PBM) swasta yang telah
memiliki market kargo yang sudah berjalan di pelabuhan Tanjung Priok maupun
cabang pelabuhan lainnya tetap berjalan seperti biasa dengan mengikuti standar
produktivitas dan kinerja pelabuhan.
“Saat ini, PTP juga memiliki
sejumlah alat bongkar muat yang beroperasi di pelabuhan Priok antara lain;
empat unit container crane, dan 11 unit rubber tyred gantry crane,” ujarnya.
Dirut PT.IPC TPK, M.Aji mengatakan pihaknya menjamin keberlangsungan pelayanan
kepada pelanggan dan kerja sama dengan mitra usaha Terminal 2 dan Terminal 3
Pelabuhan Tanjung Priok tetap prima, setelah perseroan ditugaskan oleh Pelindo
II/ IPC untuk mengelola dan mengoperasi kedua terminal itu.
"Kita lanjutkan yang sudah
berjalan selama ini termasuk dengan mitra kerja PBM, dan tidak akan berpengaruh
terhadap customer, karena customer sama sekali tidak akan mengalami perubahan
pelayanan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/7/2018).
Sekjen Indonesia Maritime, Logistic and Transportation
Watch (IMLOW) Achmad Ridwan Tento
menyatakan, selain agar tetap memerhatikan good corporate governance (GCG) pelayanan
bongkar muat di pelabuhan kepada pengguna jasa diharapkan menjadi lebih baik
dengan adanya fokus operasional dan layanan oleh anak usaha Pelindo II/IPC
sesuai jenis barangnya untuk mendukung kelancaran arus barang dari dan ke
pelabuhan.
Direktur Utama PT.Pelindo II/IPC Elvyn G.Massasya mengatakan, agar masing-masing entitas di lingkungan IPC
mampu lebih fokus meningkatkan performance layanannnya kepada konsumen.
Elvyn mengatakan,memasuki semester
II tahun ini, perseroan telah menetapkan adanya perubahan bisnis model IPC yang
baru dimana setiap anak perusahaan akan fokus kepada bisnisnya masing-masing
guna memaksimalkan fungsi dan perannya.
“Bisnis model ini dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan standarisasi pengelolaan, sehingga
kinerja pelayanan IPC secara korporasi akan lebih meningkat,”ujarnya.
Sumber : Bisnis, 16.07.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar