KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian bersama pada pelaku usaha di bidang
logistik lakukan diskusi guna rancang Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan
bahwa pihaknya tengah menampung segala masukan dari berbagai pihak pelaku usaha
di bidang logistik.
"Mulai mengidentifikasi
berbagai permasalahan, dari sana kita rumuskan, kita coba menjahit dari sana
sini sehingga bisa terlihat kebijakannya seperti apa dalam mendorong
ekspor," tutur Darmin saat presscon Grand Design Sistem Logistik Nasional di
Gedung Kementerian Bidang Perekonomian pada Rabu (6/2). Ditekankan Darmin, saat
ini baru masuk tahap mengumpulkan permasalahan yang dialami oleh berbagai
pihak.
Nantinya Grand Design tersebut
mengoptimalkan pembangunan infrastruktur dan juga digital. Indonesia sendiri
naik 17 peringkat dari posisi sebelumnya di ranking 63 pada 2016 dalam
Logistics Performance Index (LPI) yang dikeluarkan Bank Dunia. Hal tersebut
merupakan hasil dari berbagai upaya termasuk pengembangan infrastruktur baik
fisik maupun digital.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)
Yukki Hanafi menyambut positif
dukungan pemerintah kepada dunia logistik agar dapat bersaing di kancah ASEAN.
"Kita ingin lima tahun kedepan bisa masuk dalam 30 besar Logistic Performance
Index artinya kalau kita bisa masuk 30 besar di ASEAN kita bisa masuk 3
besar," kata Yukki.
Menurut Yukki Grand Design Sislognas
akan mengidentifikasi permasalahan dari setiap proses yang ada di bandara
maupun yang ada di pelabuhan. Termasuk juga berdasarkan empat jenis moda darat,
laut, udara dan kereta api.
Sementara International National
Shipowners' Association (INSA) berharap pembangunan infrastruktur
semakin banyak guna mempermudah penyaluran logistik. Ketua INSA Carmelita Hartoto
menginginkan pengakutan batubara maupun kelapa sawit menggunakan kapal-kapal
nasional.
"Dijadwalkan oleh Kementerian
Perdagangan bahwa efektif 2020 nanti saatnya kita akan mengangkut angkutan
batubara dan sawit dengan kapal-kapal nasional. Dalam hal ini kita menyampaikan
bahwa petunjuk teknisnya masih kita tunggu dan roadmap masih terus kita
siapkan," ungkap wanita yang akrab disapa Meme tersebut.
Peraturan tersebut menurut Carmelita
masih harus diperbaiki. Apalagi menyangkut penyiapan kapal nasional yang akan
mengangkut batubara dan kelapa sawit nantinya. "Diharapkan dalam aturan
tersebut ditambahkan mungkin bukan dikuasai tapi dimiliki oleh perusahaan
pelayaran nasional," tambahnya.
Carmelita juga menyoroti adanya
daftar negatif investasi yang cukup mengganggu dalam pihak lain berinvestasi.
INSA mengerti bahwa banyak pihak yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Di sisi lain Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa
Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Muhammad Feriadi menuturkan
sebagai negara kepulauan tentu membutuhkan moda transportasi pengangkutan yang
tepat. Belakangan ini diceritakan Feriadi bahwa kenaikan tarif kargo cukup
menghambat proses pengiriman.
"Maskapai sudah melakukan
kenaikan setidaknya sampai enam kali sejak tahun lalu dan kenaikan yang
dilakukan bentuk ini dirasakan Sangat memberatkan pertama karena memang
dilakukan secara terus menerus dengan pemberitahuan yang sangat singkat dan
cepat," jelas Feriadi.
Sedangkan anggota Asperindo terdapat
yang terikat kontrak dengan ketentuan harus memberitahukan satu bulan sebelum
penyesuaian tarif terjadi. "Apa yang terjadi ini tentu dirasakan sangat
memberatkan oleh kami sebagai salah satu negara jasa titipan yang banyak
melakukan pengiriman dengan moda transportasi udara," sambung Feriadi.
Sementara itu dari sisi jalur darat,
Wakil
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Nofrisel pengusaha
truk Indonesia melihat perlunya peremajaan armada truk yang ada. "Para
pengusaha sendiri untuk melakukan peremajaan kita juga membutuhkan beberapa
instrumen dari pemerintah diantaranya adalah stimulus bidang perpajakan supaya
kita bisa melakukan semacam reinvestasi terhadap kebutuhan-kebutuhan peremajaan
truk kita," terang Nofrisel.
Sumber : Kontan, 06.02.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar