Bisnis.com, JAKARTA - Badan
Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyoroti pembangunan proyek
infrastruktur era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), salah satunya proyek kereta api ringan (Light Rail Transit
(LRT) Palembang.
Pasalnya, pembangunan LRT Palembang
dinilai merugikan negara lantaran tingginya biaya operasional, sementara
pendapatannya minim.
Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu
Prawiranegara mengungkap biaya
operasional LRT Palembang mencapai Rp10 miliar per bulannya. Tidak
sebanding dengan pendapatannya yang hanya Rp 1,1 miliar per bulan.
"Artinya ada minus lebih kurang
Rp8,9 miliar yang harus disubsidi negara. Ini bukti kesalahan perencanaan
pemerintahan Jokowi dalam membangun infrastruktur," kata Suhendra,
sebagaimana pernyataan pers Media Center Prabowo-Sandi, Senin (11/02/2019).
Suhendra menjelaskan pembangunan LRT
Palembang yang tidak terencana dengan baik, juga pernah disampaikan oleh Wakil
Presiden Jusuf Kalla (JK). Palembang yang hanya berpenduduk sekitar 1,5
juta jiwa dinilai JK belum perlu LRT.
Fakta tersebut, semakin menguatkan
kesan bahwa pembangunan infrastruktur hanya demi pencitraan.
Kini, pembangunan LRT Palembang
menuai protes dari rakyat setempat. Bahkan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan
beserta Pemerintah Kota Palembang menolak menanggung minus beban operasional
LRT yang mencapai Rp8,9 miliar per bulan.
"Beberapa waktu lalu Wakil
Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menyatakan dengan tegas menolak
menanggung minus operasional LRT Palembang. LRT bukanlah aset milik daerah
melainkan aset milik negara, sehingga sudah seharusnya seluruh biaya baik
operasional maupun pemeliharaan dan lainnya menjadi tanggungjawab pemerintah
pusat. Jangan ketika rugi, dilempar ke pemerintah daerah yang disuruh
bayar," kata Mantan Staf Khusus Menteri PUPR ini.
Menurut Suhendra, daripada hamburkan
uang rakyat untuk subsidi operasional LRT Palembang, pemerintah sudah
seharusnya mendorong agar anggaran negara digunakan untuk bangun infrastruktur
dasar yang langsung bisa dirasakan masyarakat.
"Dari awal proyek LRT Palembang
ini dilaksanakan, saya dalam posisi yang mempertanyakan kelayakan bisnisnya.
Dan ternyata kekhawatiran saya tersebut terjawab saat ini. Alangkah idealnya
dana untuk menutupi kerugian operasional LRT Palembang digunakan untuk
membangun perumahan murah, jaringan air minum/ air bersih, bangun puskesmas,
atau bangun gedung-gedung sekolah yang sudah rusak. Jadi jelas, uang pajak
rakyat kembali ke rakyat," tegasnya.
Saat melakukan uji coba LRT
Palembang pada 13 Juli 2018, Presiden Jokowi LRT Palembang lebih baik dari
negara-negara maju di Eropa.
"Rasanya lebih dari yang kita
lihat di negara-negara maju di Eropa, Amerika," katanya usai melakukan uji
coba LRT di Palembang, Jumat (13/7/2018).
Presiden mengaku dirinya sangat
senang dengan LRT ini. Dia
menuturkan seluruh konstruksi,
hampir 95%, dikerjakan dengan bahan lokal.
"Local containnya 95%.
Keretanya kurang lebih 40% dikerjakan
oleh INKA dan gerbong, 100% lokal. Hanya mesin yang berasal dari Bombardier,
Jerman," ucap Presiden.
Meskipun hampir seluruh
konstruksinya menggunakan produk lokal, Presiden merasa LRT ini lebih baik dari
yang ada di negara maju di Eropa. Hal ini pun menurut Presiden membuktikan
bahwa karya anak bangsa tidak kalah dengan bangsa lain.
"Ya ini sudah jalan. Ini sudah
membuktikan kereta ringan LRT ini
memang, saya kira lebih dari 90% memang dibuat putra-putra terbaik Indonesia,
baik konstruksi dan kereta," kata dia.
LRT Palembang memiliki konstruksi sepanjang 22,3 km. Di
sepanjang jalur terdapat 13 stasiun untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Sumber : Bisnis, 11.02.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar