KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis
marketplace di awal tahun ini sejatinya mendapat tantangan hebat. Yang paling
utama adalah merebaknya wabah virus korona yang menekan transaksi perdagangan,
terutama dari China. Negeri Tirai Bambu tersebut tercatat sebagai salah satu
mitra strategis bagi banyak pihak di dalam negeri.
Sepak terjang virus mematikan ini
seolah menjadi pukulan ganda bagi marketplace dalam negeri lantaran sebelumnya
pemerintah sudah mengeluarkan aturan. Yakni Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 199 Tahun 2019 tentang Ketentuan Kepabeanan,
Cukai, dan Pajak Atas Impor Barang Kiriman.
Dalam aturan tersebut, pemerintah
menurunkan batasan nilai pembebasan bea masuk atas barang kiriman dari semula
US$ 75 menjadi US$ 3. Artinya, barang impor yang nilainya di atas US$ 3 saja
bakal terkena bea masuk. Pengelola marketplace berharap UMKM mengambil peluang
dengan mengoptimalkan pasar online dengan kebijakan baru itu.
Melihat dua fakta ini, Yudhi
Pramono, SVP Head of Legal, Regulatory
Compliance and Litigation Blibli.com memastikan bahwa marketplace lokal hingga
kini belum terlalu pengaruh terhadap dua kondisi tersebut.
Informasi yang ia dapatkan dari Asosiasi e-Commerce Indonesia
(idEA), transaksi impor atau
cross border di e-commerce domestik kurang lebih 5% saja dari total transaksi
e-commerce secara keseluruhan. "Dampaknya tidak terlalu luas bagi industri e-commerce serta Blibli
khususnya," ungkap Yudhi kepada KONTAN Kamis (13/2).
Hingga saat ini, Blibli sudah
punya 75.000 mitra. Dan sebagian besar dari mitra tersebut memasarkan produk
yang sudah diproduksi di dalam negeri. Kebetulan Blibli punya kanal khusus bagi
produk lokal yaitu Galeri Indonesia. "Jadi bagi Blibli sendiri tidak
berdampak," ucap Geoffrey
L. Dermawan, SVP Merchant Sales, Operation & Development Blibli.
Nuraini
Razak, Vice President of Corporate Communications Tokopedia mengklaim pihaknya tidak mempunyai data terkait
transaksi e-commerce lintas negara, karena sistem bisnis dari Tokopedia
transaksi yang berasal dari dalam negeri atau pasar domestik.
"Tokopedia hanya menerima
penjual asal Indonesia dan memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk Indonesia
bukan lintas negara," ungkapnya ke KONTAN.
Begitu juga dengan Bukalapak.
Menurut Intan
Wibisono, Head of Corporate Communications Bukalapak hingga saat ini mereka tidak terlalu terpengaruh
efek korona dan adanya penurunan bea masuk barang kiriman dari luar negeri.
Meski ia akui ada juga pelapak
yang melakukan transaksi dari luar negeri. "Untuk barang impor dari China,
saat ini aktivitas jual beli dan distribusi barang di Bukalapak masih
berlangsung seperti biasa," katanya kepada KONTAN. Hanya saja ia tidak
memperinci berapa rerata transaksi sebelum merebaknya virus dengan kondisi
terkini.
Sumber : Kontan, 15.02.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar