Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah
survei yang dilakukan oleh Facebook
dan Bain
& Company menunjukkan bahwa kelas menengah di Asia
Tenggara bakal menjadi tulang punggung pertumbuhan konsumen digital pada 2025.
Hal ini didorong dari membaiknya akses internet dan
tingkat kesejahteraan populasi meningkat. Dua hal ini akan menjadi faktor kunci mendorong aktivitas belanja online
di Asia Tenggara. Studi tersebut melihat bagaimana prilaku dan preferensi kelas
menengah membentuk tren belanja di e-commerce dan ranah online.
Kepala
Pemasaran untuk Facebook Indonesia Hilda Kitti menerangkan, studi ini merupakan kelanjutan dari Emerging Middle Class yang dilakukan pada 2018.
Saat itu penelitian menunjukkan
bagaimana dunia digital memiliki peran penting dalam pertumbuhan bisnis dan
ecommerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Ada banyak cara berbelanja,
dan tidak ada orang yang berbelanja dengan cara yang sama dua kali. Kuncinya
adalah merancang strategi pada fase pencarian, mengingat pelanggan berinteraksi
dengan banyak mereka melalui berbagai saluran pada waktu yang sama," ujar
Hilda di Hermitage Lounge, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
Studi
mensurvei 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
Thailand dan Vietnam, serta
mewawancarai lebih dari 30 CEO
dan
pemodal di wilayah tersebut.
Hal ini menunjukkan kelas menengah di Asia Tenggara akan mendominasi 70-80 persen dari pertumbuhan konsumen digital pada 2025.
Menurut Hilda, Facebook telah
hadir mendukung bisnis kecil dan besar, serta industri yang lebih luas melalui
investasi dalam hal inovasi produk, solusi, program dan kemitraan untuk
meningkatkan kemampuan digital dan mendorong dampak ekonomi di Indonesia.
"Di Indonesia, 66 persen
responden mengatakan, mereka terbuka untuk memilih merek lain atau akan membeli
berbagai merek saat berbelanja online," kata Hilda. "Artinya, seluruh
skala bisnis, memiliki peluang besar untuk bersaing dalam cakupan yang lebih
besar di Asia Tenggara."
Partner
Bain & Company, Edy Wijaya,
menyebutkan dari 90
juta konsumen digital pada tahun 2015, Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan
sebesar 2,8 kali lipat menjadi 250 juta konsumen digital pada tahun 2018. "Pada tahun 2025, akan ada 310 juta konsumen
digital di Asia Tenggara," tutur Edy.
Di Indonesia, angka konsumen
digital telah tumbuh pesan dan hal ini mendorong pertumbuhan belanja online.
Studi ini menunjukkan bahwa konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta,
34 persen dari total populasi pada tahun 2017 menjadi 102 juta, 53 persen atau
setelah dari total populasi pada tahun 2018.
"Dengan kenaikan angka
konsumen digital ini, pertumbuhan belanja online juga diprediksi tumbuh 3,7
kali dari US$ 13,1 miliar pada 2017, menjadi US$ 48,3 di 2025," tambah
Edy.
Sumber : Bisnis, 19.02.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar