KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya menekankan, terdapat lima kunci dalam proses
digitalisasi UMKM agar bisa berkembang dan naik kelas. Di antaranya UMKM harus
perhatikan proses produksi, distribusi, pembiayaan (cashless), pemasaran, manajemen.
Selain itu Eddy juga menekankan
pentingnya konsolidasi UMKM dengan menyiapkan sentra-sentra produksi untuk
menarik market yang lebih besar.
"Perlu disiapkan program
multiyear yang mengacu kepada ide besar dan konsep digitalisasi yang matang dan
komprehensif," kata Eddy dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id pada
Kamis (27/8).
Dengan mengkonsolidasikan
digitalisasi UMKM yang menyebar di berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) dengan
leading sektor Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), sehingga semua K/L
memiliki satu desain pengembangan UMKM.
Program sinergi tersebut antara
lain Gerakan Belanja di
Warung Tetangga. Dimana merupakan
kolaborasi KemenkopUKM dengan sembilan BUMN Klaster Pangan, Bulog, dan PTPN
yang menghubungkan warung tradisional untuk masuk ke dalam platform daring
serta menyediakan stok bahan baku yang mudah dengan harga yang kompetitif.
Sehingga, warung tradisional nantinya dapat bersaing dengan ritel modern.
Selain itu, bentuk digitalisasi
bagi UMKM untuk dorong naik kelas ada juga Laman
Khusus UMKM pada e-katalog LKPP,
yang melibatkan UMKM dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Jumlah pelaku UMKM dalam
pengadaan pemerintah secara elektronik mencapai 1.237 penyedia dengan potensi
total nilai paket pengadaan pemerintah bagi pelaku usaha kecil sebesar Rp 310
triliun.
Eddy menambahkan, pihaknya fokus
pada strategi digitalisasi percepatan kebangkitan UMKM dengan menggulirkan
program peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, program Kelas Daring
melalui edukukm.id, Sparc Campus di Smesco Indonesia, hingga Pahlawan Digital
UMKM.
Kemudian, mengangkat produk UMKM
melalui komunitas dan aplikasi lokal seperti halnya Pasar Gotong Royong
Indonesia Creative Store, termasuk digitalisasi UMKM agar Onboarding melalui
program Kakak Asuh dan UMKM Katalog Digital (IMOOJI).
"Dukungan promosi dan
pemasaran, Billboard untuk local brand activist dan #banggabuatanindonesia,
hingga promosi oroduk oleh PLUT KUMKM, review produk oleh influencer, artis
juga musisi," imbuh Eddy.
Saat ini memang baru 13% dari
total 63 juta pelaku UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital.
Digitalisasi UMKM harus menjadi agenda kolektif, melalui edukasi lalu inkubasi
bagi UMKM agar terhubung dengan ekosistem digital.
"Dalam hal ini kita tidak
dapat bekerja sendiri dalam mengakomodir kebutuhan transformasi digital bagi
UMKM, perlu sinergi, kolaborasi sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk
mencapai target dua juta UMKM Go Online di tahun 2020," ungkapnya.
Sumber : Kontan, 27.08.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar