KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan penggabungan entitas kedua perusahaan yang berstatus decacorn dan unicorn ini dan mengusung nama GoTo.
Dengan bergabungnya kedua perusahaan tersebut membuat
banyak orang mempertanyakan nasib OVO di Tokopedia pasca merger. Seperti
diketahui, selama ini Tokopedia bekerjasama dengan OVO untuk menjadi metode
pembayarannya.
Menanggapi hal tersebut, Head of Corporate Communication
OVO Harumi Supit menjelaskan, OVO berkomitmen terus menjalankan strategi
ekosistem terbuka yang mengedepankan kolaborasi untuk mendorong inklusi
keuangan.
“Tidak ada perubahan layanan OVO di platform Tokopedia dan
mitra OVO lainnya, termasuk penggunaan OVO cash dan OVO Points dalam transaksi
pembayaran,” ujar Harumi kepada Kontan.co.id, Selasa (18/5).
Harumi mengatakan, pihaknya akan terus melayani pengguna
untuk melakukan transaksi dengan OVO Cash dan OVO Points
di Tokopedia dan berbagai platform lainnya yang selama ini menjadi mitra OVO.
Ia menyebut, semua ini sebagai bentuk komitmen OVO dalam
mengembangkan use-case dan mengembangkan layanan finansial yang komprehensif
yang menjawab kebutuhan pengguna, sembari terus mendorong perluasan ekosistem
kami.
Salah satu contohnya adalah produk yang baru saja
diluncurkan kemarin bersama dengan Prudential Indonesia, yaitu PRUTect Care -
Hospital Cash yang merupakan produk asuransi jiwa syariah berbasis digital yang
memberikan perlindungan menyeluruh dengan kontribusi (premi) terjangkau yang
dapat diakses secara mudah melalui aplikasi OVO.
OVO merupakan bagian dari ekosistem digital terbuka
terbesar di Indonesia dengan cakupan ragam kemitraan yang luas, termasuk Grab,
berbagai platform digital unggulan seperti Blibli, Bhinneka.com, HappyFresh,
Lazada, OYO, Sayurbox, Tokopedia, Zalora, dan masih banyak lagi. Selain itu,
OVO juga berkolaborasi dengan beberapa bank ternama di Indonesia seperti BRI,
serta perusahaan global ternama.
Harumi menjelaskan, pada akhir tahun 2020 OVO sudah hadir
di 426 kota/kabupaten dan lebih dari 1.500.000 merchant sudah bergabung di OVO,
termasuk lebih dari lebih dari 950.000 UMKM yang telah mengimplementasikan
QRIS. Jumlah pelaku UMKM yang menjadi mitra OVO bahkan meningkat sebanyak 95
persen (year-on-year/yoy) sepanjang 2020 dibandingkan 2019.
Selain itu, jumlah pengguna OVO juga terlihat terus
meningkat terutama untuk layanan finansial OVO, contohnya dalam 3 bulan pertama
fitur OVO | Invest sudah berhasil mendapatkan sekitar 450.000 pengguna, sejalan
dengan kemudahan dan manfaat yang didapatkan pengguna dengan bertransaksi di
aplikasi OVO.
Oleh karena itu menurut Harumi, merger tersebut merupakan
langkah positif bagi perkembangan lanskap digital Indonesia yang terus tumbuh
dan berkembang, terutama di tengah akselerasi digitalisasi selama masa pandemi
Covid-19. Pihaknya menilai, masyarakat Indonesia semakin banyak beralih
memanfaatkan teknologi digital.
"Dengan demikian, perusahaan melihat hal tersebut
sebagai potensi luar biasa untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia
dengan menawarkan mereka masuk ke dalam ekosistem dan mengadopsi berbagai
layanan finansial OVO," kata Harumi.
Harumi bilang, OVO akan terus berkomitmen penuh untuk
mendukung pemerintah dan masyarakat Indonesia di jalan menuju pemulihan ekonomi
dari Covid-19. Pihaknya akan terus memanfaatkan kapabilitas digital dan
ekosistem terbuka OVO untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah, sekaligus
juga mendukung pemerintah dalam mendistribusikan bantuan dan berfungsi sebagai
katalis yang dapat terus mendorong ekonomi digital negara.
Sebagai informasi, GoTo Group akan menggabungkan e-niaga,
sesuai permintaan, dan layanan keuangan, sehingga menciptakan platform pertama
di Asia Tenggara yang menampung tiga lini bisnis dalam satu ekosistem.
Sumber : Kontan, 18.05.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar