Bisnis.com, JAKARTA -
Pasca larangan mudik 6-17 Mei 2021
berakhir, sejumlah sarana transportasi kembali dibuka untuk melayani masyarakat
yang akan bepergian, salah satunya angkutan jalan atau bus penumpang.
Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali
mengatakan dalam dua hari terakhir, sudah terjadi peningkatan penumpang dimana
jumlahnya hampir sama dengan sebelum pelarangan mudik diberlakukan.
"Sudah ada
peningkatan [penumpang] sejak kemarin. Kira-kira ya baru kembali ke saat
sebelum pelarangan mudik. Dalam 2 hari ini, kembali ke 40 persen
okupansi," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (19/5/2021).
Dia berharap
peningkatan tersebut dapat terus berlanjut demi keberlangsungan bisnis angkutan
darat khususnya angkutan penumpang atau bus yang kian terpuruk di tengah
pandemi Covid-19.
Terlebih, sambungnya,
operasional angkutan penumpang sangat dibatasi selama periode peniadaan mudik
Lebaran yang biasanya menjadi momen pengusaha bus memanen penumpang.
"Kami jalan
terus setiap hari, hanya 1 - 2 unit saja dan penumpang minim sekali,"
imbuhnya. Baca Juga : ASDP: 88 Persen Warga Sumatra Belum Kembali ke Jawa
Sebelumnya, dia menyebut perusahaan otobus (PO) menjadi salah satu pihak yang
paling terdampak larangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021.
Demi bertahan dari
sisi bisnis, pengusaha terancam harus menjual aset hingga mengurangi karyawan.
Anthony mengaku kebijakan pemerintah yang meniadakan mudik pada Hari Raya
Idulfitri 1442 H sangat berdampak terhadap bisnisnya.
Menurutnya sebagai
pelaku bisnis di sektor angkutan penumpang, sudah tidak ada lagi strategi yang
dapat dilakukan demi bertahan di tengah keterpurukan akibat pandemi dan
pembatasan pergerakan tersebut selain adanya bantuan kebijakan ekonomi dari
pemerintah.
"Strateginya
sudah tidak ada lagi selain penjualan aset dan pengurangan karyawan. Harus ada
bantuan kebijakan ekonomi dari pemerintah," ujarnya. Dia juga sempat
mengaku terpaksa menyesuaikan tarif perjalanan demi menutupi kerugian yang
ditimbulkan akibat adanya pelarangan mudik 6-17 Mei 2021.
Kebijakan peniadaan
mudik, lanjutnya, tentu membuat industri tersebut mengalami penurunan
penumpang. Padahal bila kondisi normal, momen mudik merupakan waktu yang
dinanti lantaran perusahaan dapat memanen penumpang.
"Tentu ada
penyesuaian harga [tiket], namun kami juga mengikuti kondisi pasar," pungkasnya.
Sumber :
Bisnis, 19.05.2021 / Foto : PO SAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar