JAKARTA, KOMPAS.com - Konektivitas antardaerah dan antarpulau serta infratsruktur transportasi menjadi catatan penting perekonomian Indonesia pada akhir tahun 2010 untuk menapaki tahun 2011. Komite Ekonomi Nasional (KEN) mencatatnya sebagai tantangan dan risiko domestik yang harus diantisipasi dalam perekonomian Indonesia setahun ke depan.
Anggota KEN Sandiaga Uno mengatakan, dua aspek itu perlu diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang signifikan ke depannya.
"Transpor itu benar-benar menyumbang besar ke inflasi. Contohnya biaya transportasi Jakarta-Surabaya lebih mahal daripada Jakarta ke Singapura. Infrastruktur dan konektivitas itu sangat menyumbang kontribusi ke inflasi. Contoh masalah konektivitas juga soal ketersediaan lahan," katanya di sela presentasi 'Prospek Ekonomi 2011', Senin (20/12/2010).
Ketua KEN Chairul Tanjung mengatakan, inflasi di Indonesia tak hanya disebabkan faktor permintaan dan penawaran. Tapi juga terkait distribusi yang meliputi konektivitas dan infrastruktur. Kedua hal ini masih banyak kekurangan. Menurutnya, pemerintah sudah berupaya untuk meningkatkan keduanya. Namun tetap ada kendala.
"Ini masalah kita kan kompleks. Bangsa kita bangsa kepulauan. Untuk connect antarpulau butuh perjuangan yang luar biasa, beda dengan yang hanya land saja seperti China dan India sehingga konektivitas mereka akan lebih mudah dibanding dengan negara seperti Indonesia," katanya pada kesempatan yang sama.
KEN, lanjutnya, akan terus mendorong pemerintah untuk lebih mempercepat penghapusan debottlenecking. Hanya saja, Chairul menegaskan keputusan tetap ada di tangan pemerintah.
Sumber : Kompas, 20.12.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar