BANDUNG: Manajeman Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia mengantisipasi ancaman bencana pada jalur rawan pergerakan tanah dan banjir pada jalur utama KA di kawasan ini akibat curah hujan tinggi.
Bambang S Prayitno, Kepala Humas Daop 2 Bandung PT KAI, mengemukakan jalur rawan pengerakan tanah terdapat a.l di Purwakarta, Bandung, dan Tasikmalaya.
Untuk menekan ancaman bencana pada jalur itu, katanya, kecepatan KA dikurangi. Seperti pada jalur di Ciganea Purwakarta, kecepatan KA dikurangi dari 50 km per jam menjadi 30 km per jam.
Bambang mengatakan jalur rawan pergerakan tanah juga terdapat di Sukatani (Purwakarta), Nagreg dan Malangbong (Bandung), dan Ciawi (Tasikmalaya).
Menurut dia, masinis harus benar-benar mampu mengendalikan perjalanan KA mengingat curah hujan tinggi selama beberapa waktu terakhir ini.
“Kami juga melakukan pengawasan 24 jam pada lokasi rawan pergerakan tanah itu, sekaligus mengecek kondisi jembatan serta terowongan. Kami akan menurunkan juru periksa jalan lebih intensif dari biasanya untuk mengecek keamanan jalur,” katanya hari ini.
Dia mengatakan kecepatan KA akan dikembalikan pada kondisi normal jika memang cuaca di kawasan itu cukup bersahabat.
Perusahaan, kata dia, sudah mengantisipasi bahaya pada jalur-jalur rawan bencana itu dengan penerapan teknologi terbaru dengan menjaga kestabilan tanah.
"Pengurangan kecepatan itu sebetulnya sifatnya temporer, bila cuaca normal kecepatan KA akan dikembalikan lagi pada kecepatan normal," ujarnya.
Dia menambahkan selain rawan pergerakan tanah, beberapara jalur KA di Daop 2 Bandung juga rawan terkena bencana banjir a.l di Rancaekek (Bandung) dan Kadungora (Garut).Bambang mengatakan perusahaan sudah meninggikan badan jalan KA hingga 50 cm serta menormalisasi saluran air pada kawasan banjir itu.
“Dengan begitu, perjalanan KA mudah-mudahan tidak terganggu,” tuturnya.
Antisipasi kerawanan itu, katanya, bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang KA. (sut)
Bambang S Prayitno, Kepala Humas Daop 2 Bandung PT KAI, mengemukakan jalur rawan pengerakan tanah terdapat a.l di Purwakarta, Bandung, dan Tasikmalaya.
Untuk menekan ancaman bencana pada jalur itu, katanya, kecepatan KA dikurangi. Seperti pada jalur di Ciganea Purwakarta, kecepatan KA dikurangi dari 50 km per jam menjadi 30 km per jam.
Bambang mengatakan jalur rawan pergerakan tanah juga terdapat di Sukatani (Purwakarta), Nagreg dan Malangbong (Bandung), dan Ciawi (Tasikmalaya).
Menurut dia, masinis harus benar-benar mampu mengendalikan perjalanan KA mengingat curah hujan tinggi selama beberapa waktu terakhir ini.
“Kami juga melakukan pengawasan 24 jam pada lokasi rawan pergerakan tanah itu, sekaligus mengecek kondisi jembatan serta terowongan. Kami akan menurunkan juru periksa jalan lebih intensif dari biasanya untuk mengecek keamanan jalur,” katanya hari ini.
Dia mengatakan kecepatan KA akan dikembalikan pada kondisi normal jika memang cuaca di kawasan itu cukup bersahabat.
Perusahaan, kata dia, sudah mengantisipasi bahaya pada jalur-jalur rawan bencana itu dengan penerapan teknologi terbaru dengan menjaga kestabilan tanah.
"Pengurangan kecepatan itu sebetulnya sifatnya temporer, bila cuaca normal kecepatan KA akan dikembalikan lagi pada kecepatan normal," ujarnya.
Dia menambahkan selain rawan pergerakan tanah, beberapara jalur KA di Daop 2 Bandung juga rawan terkena bencana banjir a.l di Rancaekek (Bandung) dan Kadungora (Garut).Bambang mengatakan perusahaan sudah meninggikan badan jalan KA hingga 50 cm serta menormalisasi saluran air pada kawasan banjir itu.
“Dengan begitu, perjalanan KA mudah-mudahan tidak terganggu,” tuturnya.
Antisipasi kerawanan itu, katanya, bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang KA. (sut)
Sumber : Bisnis Indonsia, 03.05.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar