Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan sejumlah perusahaan pelayaran menyatakan komitmennya untuk memperbesar kontribusinya bagi memicu daya saing pelayaran nasional.
Dia menjelaskan beberapa perusahaan pelayaran besar seperti Evergreen telah menyatakan langsung keinginannya untuk memperbesar kontribusinya di Indonesia.
“Saat ini momentum yang baik bagi Indonesia untuk menarik investor karena kondisi perekonomian nasional sedang bagus,” ujarnya menghadiri Dinner Annual General Meeting Asian Shipowners’ Forum, tadi malam.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia menawarkan dua proyek pembangunan industri galangan kapal di koridor Jawa dan Sumatra senilai total Rp15,3 triliun kepada pelaku usaha pelayaran di kawasan Asia.
Pengembangan industri kapal berdasarkan master plan percepatan pembangunan perekonomian nasional dipusatkan di Lamongan, Jawa Timur senilai Rp9 triliun dan Kuala Tanjung Sumatra Utara pada lahan seluas 140 hektare Rp6,3 triliun.
Hingga Desember 2010, jumlah kapal niaga nasional mencapai 9.884 unit, meningkat 63,62% dibandingkan dengan posisi Maret 2005 sebanyak 3.843 unit. Pada saat asas cabotage diberlakukan, jumlah kapal niaga nasional baru 6.041 unit.
Dari jumlah itu, setiap tahun tidak kurang dari 6.000 unit kapal atau sekitar 60% dengan kapasitas 7,7 juta GT dari total armada niaga nasional wajib melakukan perawatan rutin (docking).
Berdasarkan perhitungan Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), untuk kegiatan reparasi kapal, jumlah kapasitas terpasang nasional mencapai 12 juta GT dengan kapasitas terpakai sekitar 50% atau 6 juta-6,5 juta GT. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 25.05.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar