JAKARTA: Tujuh perusahaan asing dan sejumlah perusahaan lokal mengincar tender proyek Pelabuhan Kalibaru Utara senilai Rp11,7 triliun.
Penjajakan tersebut terlihat dari kehadiran para investor dalam acara sosialisasi tender proyek pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok ini.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan sosialisasi tender terminal Kalibaru Utara sebelum dilakukannya prakualifikasi peserta pada minggu kedua Juni 2011.
Dalam acara sosialisasi tersebut tampak hadir sejumlah investor yang berasal dari perusahaan asing, diantaranya Mitsui (asal Jepang), APM Terminals (asal Denmark), Maersk Line (AS), Cosco (Korea), CMACGM (Prancis), Hutchinson (Hong Kong), dan Bouygues (Prancis). Adapun perusahaan lokal diantaranya PT Andhika Lines, PT Andalan Tama, PT BSTI, Sampoerna KP, dan PT Sarana Mitra Global Nusantara.
Dalam acara sosialisasi tersebut tampak hadir sejumlah investor yang berasal dari perusahaan asing, diantaranya Mitsui (asal Jepang), APM Terminals (asal Denmark), Maersk Line (AS), Cosco (Korea), CMACGM (Prancis), Hutchinson (Hong Kong), dan Bouygues (Prancis). Adapun perusahaan lokal diantaranya PT Andhika Lines, PT Andalan Tama, PT BSTI, Sampoerna KP, dan PT Sarana Mitra Global Nusantara.
“Kami tidak mau ada perdebatan lagi terkait tender Kalibaru ini. Terminal ini tidak bisa lagi ditunda keberadaaanya. Ini merupakan suatu keharusan yang harus segera digelar,” tutur Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta, Rabu.
Wamen menambahkan untuk menggelar tender tersebut instansinya telah membentuk Tim Pengadaan yang akan menggelar tender dan Tim Asistensi yang terdiri inter departemen yakni Deputi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian keuangan.
Wamen menambahkan untuk menggelar tender tersebut instansinya telah membentuk Tim Pengadaan yang akan menggelar tender dan Tim Asistensi yang terdiri inter departemen yakni Deputi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian keuangan.
“Tim Asistensi diketuai oleh Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo dan dibantu oleh Ausaid serta Bank Dunia. Saya harapkan ground breaking dimulai akhir tahun ini dan pembangunan mulai tahun depan,” jelasnya.
Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo menambahkan, jika minggu kedua Juni nanti dilakukan prakualifikasi tender dan awal November dilakukan penandatanganan kontrak dengan pemenang tender. “Fase pertama ini ditender untuk lahan seluas 77 Ha,” katanya.
Untuk tahap pertama dana dibutuhkan sebesar Rp11,70 triliun atau US$1,3 miliar dimana sekitar US$915,5 juta untuk konstruksi, US$144,4 juta untuk peralatan, dan jembatan serta akses jalan sekitar US$239,2 juta.
Praktisi Maritim Chandra Motik mengakui pembangunan Terminal Kali Baru harus dilakukan untuk mengatasi ancaman kongesti dan pertumbuhan tinggi dari kargo kontainer melalui Tanjung Priok.
“Adanya terminal ini bisa mengundang pelayaran internasional datang ke Tanjung Priok. Negara lain sudah melakukan hal seperti ini, misalnya Korea Selatan,” jelasnya. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 18.05.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar