JAKARTA: Pemerintah menyatakan saat ini waktunya bagi Merpati Nusantara Airlines untuk mendapat perhatian lebih, seperti Garuda Indonesia, sehingga idak perlu dilikuidasi, tetapi justru didorong untuk bertumbuh dan bisa IPO.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan saat ini waktunya bagi Merpati untuk mendapat perhatian khusus sama seperti Garuda Indonesia.
“Saat ini gilirannya Merpati, Garuda sudah lebih dahulu dapat giliran sampai dapat kesempatan IPO [initial public offering/penawaran saham perdana],” kata Mustafa di Jakarta, Kamis.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan saat ini waktunya bagi Merpati untuk mendapat perhatian khusus sama seperti Garuda Indonesia.
“Saat ini gilirannya Merpati, Garuda sudah lebih dahulu dapat giliran sampai dapat kesempatan IPO [initial public offering/penawaran saham perdana],” kata Mustafa di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan berdasarkan rencana bisnis Merpati, maskapai ini akan dipertahankan dan tidak akan dilikuidasi.
“Rencana bisnis Merpati sudah dibicarakan dan sudah disetujui untuk dikucurkan dana melalui Perusahaan Pengelola Aset, nanti dari pemerintah, akan dibawa ke menteri keuangan dan dilanjutkan ke DPR,” tutur dia.
Berdasarkan rencana bisnis Merpati tersebut, lanjut dia, disetujui akan disuntik modal kerja dan modal operasional sebesar Rp510 miliar dan Rp51 miliar untuk dana kontijensi.
“Mungkin secepatnya akan dikucurkan, sekarang tinggal memenuhi prosedur administrasi saja, saat ini Merpati beroperasi dengan dananya sendiri dulu, masih bisa,” kata Mustafa.
Dia menambahkan mengenai wacana menggabungkan Garuda Indonesia dengan Merpati memang sudah lama dibicarakan.
“Sudah dianalisa kementerian BUMN dan interdept, dan kelihatannya Merpati bisa diselamatkan sehingga kita putuskan untuk membangkitkan kembali Merpati,” kata Mustafa.
Menurut Mustafa, utang Merpati untuk sementara akan disimpan dahulu belum dibayar sekarang karena dananya akan digunakan untuk modal kerja dan revitalisasi pesawat.
“Kondisinya sama sepert Garuda, utang disimpan dahulu, lalu dibantu modal, didorong untuk IPO, dan menghasilkan Rp3,3 triliun. Mungkin Merpati juga akan seperti itu,” kata dia.
Pernyataan Meneg BUMN ini terkait dengan ramainya wacana mengenai keberadaan Merpati pasca jatuhnya satu pesawat MA-60 di Perairan Kaimana, Papua Barat pada Sabtu (7/5). Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 25 orang. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 12.05.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar