Kabar24.com,
ADEN - Amerika Serikat mengevakuasi seluruh staf di kedutaan besar Yaman
karena kestabilan di negara tersebut kini terancam akibat perseteruan
antara kubu pemerintah dengan gerilyawan yang berpotensi berujung pada perang
saudara.
"Karena
situasi yang terus memburuk di Yaman, pemerintah Amerika Serikat untuk
sementara memindahkan staf yang berada di Yaman," kata juru
bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Jeff Rathke dalam
pernyataan tertulis.
Evakuasi
itu dilakukan setelah sejumlah bom bunuh diri, yang menewaskan 142
orang, meledak di Sanaa pada Jumat. Kelompok garis keras Daulah
Islam, atau lebih dikenal dengan nama ISIS, mengklaim
bertanggung jawab atas serangan itu.
Kelompoh
Daulah Islam nampak memanfaatkan situasi perpecahan yang melanda negara miskin
itu. Wilayah utara Yaman kini dikuasai oleh gerilyawan Houthi yang punya
jaringan kuat di Iran. Sementara itu di selatan, kelompok pendukung Presiden
Abedrabbo Mansour Hadi masih mendominasi.
Baru-baru
ini, Presiden Hadi meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera
mengintervensi Yaman demi memulihkan keamanan. Sebagai tanggapan, Dewan
Keamanan akan menggelar rapat darurat pada Ahad.
Dalam
suratnya kepada Dewan Keamanan, Hadi mengecam "aksi kejahatan yang
dilakukan milisi Houthi dengan sekutunya", dan menyatakan bahwa mereka
"tidak hanya mengancam keamanan Yaman namun juga perdamaian kawasan dan internasional."
"Saya
meminta Anda untuk segera mengintervensi dengan segala cara untuk menghentikan
agresi yang ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah," kata
dia.
Yaman
sendiri telah berulang kali dilanda rangkaian kekerasan setelah mundurnya Ali
Abdullah Saleh pada awal 2012 lalu. Kini, mereka terancam jatuh pada perang
saudara antara Houthi dengan penganut Sunni ditambah Al-Qaeda.
Pada
Sabtu, Hadi bersumpah akan terus berupaya mengusir pengaruh Iran di negerinya.
Dia menuduh kelompok Houthi telah mengimpor ideologi dari Tehran.
Houthi,
yang sejak September lalu menguasai Sanaa, berjanji akan melakukan
"langkah-langkah revolusioner" lanjutan setelah munculnya serangan
bom bunuh diri pada Jumat. Di sisi lain mereka juga membantah keterlibatan Iran
dalam aksi-aksinya.
Sejak
menguasai Sanaa, Houthi terus berupaya bergerak ke selatan. Namun, langkah
mereka terhambat oleh perlawanan masyarakat penganut Sunni yang bersekutu
dengan Al-Qaeda.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 22.03.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar