Bisnis.com, JAKARTA-- Kopilot muda Jerman
mengunci diri sendiri di dalam ruang kokpit Germanwings Penerbangan 9525
dan akhirnya sengaja menabrakkan pesawat ini ke gunung Alpen sehingga
menewaskan semua dari 150 orang yang berada di dalam
pesawat ini, termasuk dirinya, kata penyelidik Prancis.
Mereka tidak mengungkapkan motif kopilot muda bernama Andreas
Lubitz (27) itu dalam mengendalikan ruang kokpit Airbus A320 tersebut,
tidak membukakan pintu kokpit untuk kapten pilot yang sedang ke luar sebentar
dan kemudian sengaja menurunkan ketinggian pesawat dari ketinggian jelajah pada
3.000
kaki per menit.
Polisi Jerman menggeledah rumahnya untuk mencari bukti
yang mungkin bisa menjelaskan motif di balik sengaja jatuhnya pesawat itu di Pegunungan
Alpen, Prancis, yang terjadi Selasa lalu itu.
Skenario itu mengguncang dunia penerbangan. Dalam
beberapa jam setelah para penyelidik mengumumkan hasil penyelidikannya,
beberapa maskapai segera meresponsnya dengan mengubah ketentuan terbang yang
mengharuskan ada orang kedua di ruang kokpit. Aturan ini sudah diterapkan di
Amerika Serikat, namun belum di Eropa.
Kanada menyatakan akan menerapkan ketentuan dua orang di
dalam kokpit. EasyJet, Air Shuttle Norwegia dan Air Berlin adalah di antara
maskapai yang segera mengumumkan aturan baru itu.
Di antara yang tak menerapkan adalah induk perusahaan
Germanwings, Lufthansa, yang CEO-nya mengatakan belum perlu. Namun segera dia
kemudian ditekan lewat media sosial, dan akhirnya menyatakan tengah
mendikusikan soal ini dengan pihak lain dalam industri penerbangan.
Para pejabat Prancis dan Jerman mengatakan tidak ada
indikasi Lubitz teroris, namun mereka tak bisa memberikan teori lain untuk
menjelaskan latar belakang Lubitz menabrakkan pesawatnya.
Kerabat-kerabatnya mengatakan Lubitz adalah anak muda
ramah yang tak memperlihatkan niat melukai seseorang.
"Lubitz bertindak dengan alasan yang saat ini tidak
kami pahami tapi sepertinya dia memang berniat menghancurkan pesawatnya,"
kata jaksa penuntut Marseille Brice Robin.
Mengendalikan pesawat dengan turun cepat adalah tindakan
yang hanya boleh diambil pada keadaan darurat, kata Robin.
"Dia tidak memiliki alasan menghalangi pilot masuk
kembali ke ruang kokpit. Dia tidak punya alasan untuk menolak panggilan menara
pengawas yang sudah memperingatkan dia terhadap hilangnya ketinggian
terbang."
Sang kapten pilot yang ke luar dari kokpit untuk pergi ke
toilet, terdengar dari kotak hitam sedang berusaha mendobrak pintu kokpit.
"Anda bisa mendengarkan bunyi pintu didobrak," kata Robin.
Kebanyakan penumpang tidak akan sadar pada akhir
nasibnya, dan dia berkata, "sampai akhirnya Anda mendengarkan jeritan. Dan
terbayanglah kematian muncul mendadak, pesawat itu sungguh hancur
berkeping-keping."
FlightRadar24, layanan pelacakan pesawat online yang
menggunakan data satelit, mengaku menemukan bukti bahwa autopilot telah dipaksa
diubah dari ketinggian jelajah menjadi hanya 100 kaki, yang adalah ketinggian
paling rendah. Pesawat itu jatuh pada sekitar 6.000 kaki.
"Antara 09:30:52 dan 09:30:55 Anda bisa melihat
autopilot telah diubah secara manual dari 38.000 kaki ke 100 kaki dan 9 detik
kemudian pesawat itu mulai menurun, kemungkinan dengan seting autopilot 'open
descent' (penurunan terbuka)," kata Fredrik Lindahl, kepala eksekutif
layanan penjejak pesawat dari Swedia itu.
CEO Lufthansa Carsten Spohr menegaskan awak udaranya
telah dipilih secara hati-hati dan telah menjalani tes kejiwaan.
"Tidak peduli ada aturan keselamatan, tidak peduli
telah seberapa lama Anda terbang dan kami memang punya standard yang luar biasa
tinggi, tapi tak ada alasan untuk mengabaikan syarat itu," kata Spohr.
Perhatian terfokus pada motivasi Lubitz, warga Jerman
yang bergabung dengan Germanwings sejak September 2013 dan baru mengantongi 630
jam terbang, jauh lebih rendah dibandingkan sang pilot yang sudah memiliki
6.000 jam terbang.
Bunuh dirikah?
"Bunuh diri" adalah kata keliru untuk
menggambarkan tindakan yang membunuh begitu banyak orang, kata Robin.
"Saya tidak menyebutnya sebagai bunuh diri ketika
Anda punya tanggung jawab kepada 100 nyawa atau lebih," kata dia.
Keluarga kopilot sudah sampai di Prancis bersama keluarga
para korban lainnya. Mereka dipisahkan dari keluarga korban lannya, kata Robin.
Polisi telah menggeledah rumah kopilot itu di Montabaur,
Jerman, yang keluar dengan bungkusan biru besar berisi tumpukan bukti dan
sebuah komputer. Seorang pria keluar dari rumah itu dengan dikawal polisi
berjaket.
Para kerabat di kota ini mengaku terguncang.
"Saya tak bisa omong apa-apa. Saya tak bisa
menjelaskan apa-apa untuk soal ini. Mengenal Andreas, ini hanya tak
terbayangkan oleh saya," kata Peter Ruecker yang sama-sama satu klub
penerbangan di kota itu bersama Lubitz.
"Dia lucu sekali, sekalipun dia mungkin kadang agak
pendiam. Dia seperti kebanyakan pemuda lainnya di sini," sambung dia.
Satu foto Lubitz di laman Facebook menunjukkan seorang
anak muda tersenyum di depan Jembatan Golden Gate di San Francisco, AS.
Para penyelidik masih mencari kotak hitam kedua yang
berisi data dari instrumen pesawat.
Di bawah ketentuan hukum penerbangan Jerman, pilot boleh
sejenak meninggallkan ruang kokpit dan pada kondisi tertentu seperti ketika
pesawat tengah dalam ketinggian jelajah.
Pintu kokpit boleh dibuka dari luar dengan sebuah kode,
namun kode itu ditimpa dari dalam ruang kokpit sehingga pintu tak bisa dibuka
dari luar, demikian Reuters.
Sumber : Bisnis Indonesia, 27.03.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar