Jakarta.
Direktur
Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono
menyatakan para pemudik akan lebih banyak menghabiskan dana di perjalanan mudik
dibanding dengan yang dibawa ke kampung halaman.
Hal
ini berdasarkan riset IDEAS bahwa selama mudik Lebaran 2016, dari total peredaran
uang untuk mudik sebanyak Rp 184 triliun, hanya Rp 60
triliun saja yang bisa dibawa ke daerah.
"Jadi
tidak ada setengahnya yang sampai ke keluarga di kampung. Sebagian besar habis
untuk transportasi perjalanan dan biaya tak terduga lain-lain," kata
Yusuf, dalam diskusi "Ekonomi Mudik dan Pelepasan Program Mudik
Berkah" di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (3/7/2016).
Nilai
perkiraan tersebut menurutnya muncul dari perhitungan perputaran uang di 20
wilayah mudik secara nasional misalnya Jabodetabek, Makasar, dan kota lainnya.
"Ini jelas mengindikasikan mudik itu mahal," ujar Yusuf.
Yusuf
menilai, bagaimana menurunkan biaya mudik tergantung pada kebijakan pemerintah.
Misalnya memulai mengembangkan transportasi berbasis rel yang lebih optimal.
Sayangnya, Yusuf menilai pemerintah lebih banyak fokus pada perbaikan jalan
setiap tahun saat momen Lebaran, ketimbang memulai jangka panjang untuk
pembangunan transportasi berbasis rel.
"Yang
paling banyak kita lihat fokusnya transportasi berbasis jalan. Merawat jalur
Pantura itu proyek setiap tahun, itu entah berapa puluh kali jalan diplester. Di
APBN itu triliunan angkanya, signifikan. Belum ditambah infrastruktur jalan tol
yang sangat masif, seperti trans-Jawa," ujar Yusuf.
Dampak
pada fokus pengembangan transportasi berbasis jalan menurutnya tidak
menyelesaikan masalah. Selain menambah jumlah penggunaan kendaraan pribadi,
juga menimbulkan kemacetan.
"Enggak
pernah menyelesaikan masalah mudik, mudik jadi macet, biaya mahal, pemudik
semakin banyak gunakan kendaraan pribadi. Menurut saya kita harus berpindah ke
transportasi berbasis rel yang kami pandang membuat mudik jauh lebih murah dan
aman, biaya yang ada akan lebih terpangkas," ujar Yusuf.
Sumber
: Kontan, 03.07.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar