Jakarta
- Otoritas
Pelabuhan (OP) Tanjung Priok seharusnya mendesak para operator di
pelabuhan untuk mengoptimalkan kinerjanya. Pelayanan di pelabuhan tidak boleh
terganggu hanya karena adanya libur bersama, karena dapat mengganggu sistem
logistik di Tanah Air.
Hal
itu disampaikan Direktur Eksekutif The Maritim National Institute (Namarin) Siswanto
Rusdi menanggapi kemacetan total yang terjadi di Pelabuhan Tanjung
Priok di akhir pekan ini. Akibat belum normalnya jam kerja para operator
pelabuhan, banyak terjadi penumpukan peti kemas yang mengakibatkan pelayanan
menjadi semakin semrawut.
“Dalam
situasi apapun layanan pelabuhan harus tetap optimal. Apalagi Tanjung Priok
sebagai gerbang utama perekonomian harus tetap dijaga standar layanannya,”
jelas Siswanto, akhir pekan lalu.
Menurutnya,
sebagai pemerintah, sudah menjadi ranah OP untuk mengatur operasional di
pelabuhan untuk bekerja optimal. Pelayanan di pelabuhan Tanjung Priok merupakan
wajah dari pelayanan logistik di Indonesia. Dengan demikian, pelabuhan tidak
boleh libur atau mengurangi kinerjanya apapun alasannya.
“Pelayanan
di pelabuhan itu sudah sama seperti di bandara, rumah sakit, kantor polisi,
yang tidak boleh libur. Mall saja buka saat Lebaran, karena harus melayani
konsumennya,” tutur Siswanto.
Dia
menambahkan, kebijakan pelarangan truk melintas saat musim mudik-balik Lebaran
itu tidak lazim di negara-negara lain. Hal ini akan mengganggu pengapalan
barang, sehingga dampaknya akan mengganggu jadwal pelayaran.
Selain
jadwal kerja yang belum normal, kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Priok akhir
pekan ini juga disebabkan banyaknya kapal-kapal besar yang melakukan bongkar
muat kontainer. Tercatat sejumlah kapal seperti Maersk Line dan NYK Line tengah
melakukan bongkar muatan.
“Pelabuhan
tidak boleh libur, apalagi Tanjung Priok yang menjadi pelabuhan ekspor-impor
utama di Indonesia. Pelayanannya harus tetap dijaga untuk beroperasi 24 jam
dalam 7 hari. Jika operator tidak menjalankan komitmennya untuk beroperasi
sesuai jadwal yang ditentukan, Otoritas Pelabuhan, sebagai pemerintah, harus
bertindak tegas kepada operator yang belum bekerja penuh,” tutur Siswanto.
Ia
menambahkan, dengan kurang optimalnya kinerja di pelabuhan Tanjung Priok selama
musim libur, banyak perusahaan pelayaran yang mengeluh karena kurang terlayani
ketika tiba di pelabuhan. Perusahaan pelayaran yang paling dirugikan apalagi
perusahaan yang berasal dari luar negeri.
Sumber
: BeritaSatu, 18.07.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar