KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia
merupakan salah satu pasar terbesar dan negara yang potensial bagi perdagangan
elektronik (e-commerce). Hal ini didukung dengan jumlah penduduk lebih
dari 250
juta jiwa. Sedangkan penetrasi internet telah menjangkau sebanyak
90,5 juta jiwa dengan sekitar 26,3 juta jiwa di antaranya telah berbelanja
secara online.
“Peluang tersebut perlu ditangkap
oleh para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Untuk itu, Kementerian Perindustrian
meluncurkan program e-Smart IKM yang bertujuan dapat menjangkau pasar yang
lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto pada Pembukaan Pameran Pesona Busana dan
Aksesoris Nusantara 2018 di Jakarta, Selasa (13/3).
Menperin menyampaikan, hingga saat
ini, sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM.
Sampai tahun 2019, ditargetkan dapat mengajak hingga 10.000 pelaku IKM seluruh
Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut. Program yang diluncurkan pada
tahun lalu ini telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan workshop ke beberapa
wilayah di Indonesia.
Agar dapat mengetahui lebih detil
mengenai program e-smart IKM, Direktorat Jenderal IKM mempunyai layanan call
centre melalui Hotline IKM (1500-775) yang dapat langsung diakses oleh seluruh
masyarakat. “Kami berharap para pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan
fasilitas ini sehingga bisa mendapatkan informasi terhadap program, kebijakan,
fasilitasi dan layanan lainnya,” ujar Airlangga.
Menperin menjelaskan, dalam
menghadapi era revolusi industri keempat atau Industry 4.0, pelaku IKM perlu
mendapat program pembinaan yang tepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas
dan daya saingnya sekaligus memperluas pasar ekspor.
“Pengembangan IKM menjadi salah satu
kunci dari implementasi Industry 4.0. Penerapan Industry 4.0 juga
sebenarnya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, penyerapan tenaga kerja
dan perluasan pasar bagi industri,” paparnya.
Kemperin mencatat, sektor kerajinan
terus menunjukkan kinerja yang positif, di mana nilai ekspor pada tahun 2017
mencapai US$ 776 juta atau naik sebesar 3,8% dibanding tahun 2016 yang mencapai
US$ 747 juta. Selain itu, nilai ekspor batik mampu menyumbangkan sebesar US$ 58
juta pada tahun 2017.
Airlangga menyampaikan, kerajinan
tradisional yang diwariskan oleh para leluhur Indonesia merupakan produk-produk
budaya yang memiliki nilai seni dan bernilai tambah tinggi. “Sektor ini
berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan industri di Tanah
Air," tegasnya.
Sumber : Kontan, 13.03.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar