Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah
akan membentuk Komite Industri Nasional (Kinas), untuk memfasilitasi
penyelerasan percepatan agenda pengembangan industri nasional lintas
kementerian/lembaga, dan lintas pemangku kepentingan.
“Melalui komite ini, kita ingin
membangun komunikasi yang berkelanjutan dalam kaitannya dengan revolusi
industri ke-4,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution usai rapat seperti yang ditulis siaran pers Kamis
(29/3/2018).
Adapun, yang hadir dalam rapat
tersebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas
Lembong, dan perwakilan K/L terkait.
Kementerian Perindustrian telah
merancang “Making Indonesia 4.0” sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang
terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era
industri 4.0.
“Maka, memang diperlukan koordinasi,
baik itu terkait dengan harmonisasi regulasi, insentif-insentif fiskal, dan
juga infrastruktur telekomunikasi dan lain-lain,” kata Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto.
Ada pun, 5 (lima) fokus sektor yang
disasar antara lain Industri Makanan dan Minuman, Industri
Tekstil dan Busana, Industri Otomotif, Industri Elektronik, dan
Industri Kimia.
Nantinya, Kementerian Perindustrian
akan mencari proyek-proyek percontohan industri yang sudah menjalankan industri
4.0 di masing-masing sektor.
“Itu adalah 5 sektor yang demand-nya
terbesar di dunia. Sekitar 80% dunia itu menghendaki 5 produk tersebut.
Beberapa di antaranya juga memiliki domestic market yang kuat untuk daya saing
kita. Jadi itu yang akan jadi prioritas,” kata Airlangga.
Menteri Perindustrian juga
menyatakan, Indonesia beraspirasi untuk menjadi top 10 ekonomi dunia di tahun
2030.
Menurutnya, momentum saat ini adalah
waktu yang tepat untuk merevitalisasi sektor manufaktur di Indonesia.
“Kita targetkan ekspor netto
Indonesia dapat kembali ke level yang sama di tahun 2000, yaitu dengan
konstribusi 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),” terangnya.
Target lainnya adalah peningkatan
kontribusi manufaktur terhadap PDB menjadi 25% serta tambahan lapangan
pekerjaan.
Mengenai kekhawatiran dalam hal
penyerapan tenaga kerja, Airlangga mengatakan, dengan adanya implementasi
roadmap ini akan membuat industri meningkatkan eksistensi dan melakukan
ekspansi, sehingga justru akan membutuhkan tenaga kerja baru.
Di akhir rapat, Menko Perekonomian
berpesan kepada Menperin untuk segera melengkapi susunan KINAS. Selain itu,
perlu dibuat peta yang lebih rinci dari masing-masing sektor.
“Untuk komite, silakan dilengkapi
lagi dari masukan-masukan di rapat ini. Kita juga perlu peta yang lebih detail,
mana yang lebih spesifik diprioritaskan karena kan ambil saja contoh industri
kimia dan mamin itu jalurnya kan ada banyak. Jadi rumuskan lagi yang seperti
apa,” pesan Darmin.
Sumber : Bisnis Indonesia, 29.03.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar