Bisnis.com,
JAKARTA – Lembaga pemeringkat global, Moody’s Investors Service memangkas
peringkat utang Inggris menyusul meningkatnya kekhawatiran penyebaran virus
corona dan ketidakpastian atas perundingan pasca-Brexit dengan Uni Eropa.
Dilansir
dari Bloomberg, Moody’s memangkas peringkat utang Inggirs ke Aa3 dengan prospek
stabil, menyusul pelemahan pertumbuhan ekonomi, tekanan fiskal, serta pelemahan
institusi dan pemerintahan.
Pandemi
virus corona telah menekan keuangan publik, dengan pemerintah menghabiskan
puluhan miliar untuk menggelontorkan stimulus guna menopang tenaga kerja dan
ekonomi yang mengalami mengalami kontraksi kuartalan terbesar yang pernah ada.
Pandemi telah mendorong utang nasional di
atas 2 triliun pound (US$2,6 triliun), atau lebih dari 100 persen dari produk
domestik bruto (PDB).
“Bahkan
sebelum guncangan yang disebabkan oleh virus corona, gabungan rendahnya
pertumbuhan produktivitas sejak krisis keuangan global, investasi bisnis yang
lesu sejak referendum Uni Eropa pada Juni 2016, serta ketidakpastian yang
berkepanjangan atas hubungan perdagangan di masa depan dengan UE membebani
pertumbuhan di Inggris. kinerja," ungkap Moody's, seperti dikutip
Bloomberg.
Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan
pihaknya memiliki tanggung jawab untuk memperbaikin keuangan publik. Namun,
sejumlah ekonom dan Dana Moneter International (IMF) memperingatkan adanya
risiko tekanan ekonomi lebih lanjut jika dukungan fiskal ditarik terlalu cepat.
Moody’s
mengatakan kenaikan tingkat untang menimbulkan risiko keterjangkauan utang di
tahun-tahun mendatang.
Sementara
itu, perekonomian Inggris menghadapi tekanan lebih lanjut menjelang akhir
proses transisi dari Uni Eropa.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada
hari Jumat bahwa Inggris sekarang akan bersiap untuk meninggalkan pasar tunggal
dan serikat pabean Uni Eropa tanpa kesepakatan perdagangan bebas baru.
Ia
mengatakan UE menolak menawarkan persyaratan yang cukup baik, namun mengakui
Inggris selalu bersedia mendengar dari UE jika para pemimpin blok tersebut
memberikan perubahan mendasar dalam persyaratan.
“Dinamika
struktural jangka panjang yang negatif telah diperburuk oleh keputusan untuk
meninggalkan UE dan oleh ketidakmampuan Inggris untuk mencapai kesepakatan
perdagangan dengan blok tersebut,” kata Moody's.
Ekonom
Bloomberg, Dan Hanson, mengatakan dalam jangka pendek, Brexit tanpa kesepakatan
dapat menggerus PDB Inggris hingga 1,5 persen dan membuat tingkat pertumbuhan
ekonomi Inggris turun 0,2 poin di masa mendatang.
Sebelum
Moody’s Fitch Ratings juga telah menurunkan peringkat utang Inggris menjadi AA-
pada bulan Maret, dengan alasan melemahnya keuangan publik yang disebabkan oleh
dampak wabah Covid-19. Sementara itu, S&P Global Ratings memberikan
peringkat AA terhadap Inggris.
Sumber
: Bisnis, 17.10.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar