Bisnis.com,
JAKARTA - Pemerintah diharapkan bisa menambah pusat-pusat ekonomi baru guna
menunjang sistem logistik nasional agar lebih efisien dalam mengurangi beban
biaya logistik.
Peneliti
dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Hari
Firdaus mengusulkan pemerintah agar memperbanyak pusat-pusat ekonomi baru untuk
menambah frekuensi kunjungan kapal-kapal kargo ke pusat-pusat produksi.
"Tol
laut belum berfungsi maksimal karena tidak ada hilirisasi dari pusat produksi.
Hilirisasi tidak ada kareba tidak ada pusat-pusat ekonomi baru," tutur Ahmad
dalam siaran pers, Jumat (23/10/2020).
Sementara
itu, ekonom dari Universitas Nasional Rusman Ghazali menilai selama ini
sistem logistik nasional belum efisien kendati peringkat Logistic Performance Index (LPI) 2019 relatif meningkat
dibandingkan dengan 2018. Biaya logistik Indonesia masih tinggi, yakni di angka
28,7 persen, sehingga persentasenya sangat besar untuk keseluruhan biaya
produksi.
Dia
mencontohkan sistem logistik di sektor perikanan, dengan panjangnya rantai
distribusi hasil perikanan mengakibatkan tingginya biaya logistik. Bahkan,
biaya logistik antar pulau relatif lebih tinggi dibanding antar negara.
"Misalnya
biaya angkut Kendari-Jakarta mencapai Rp1,28 per kg/km. Sementara biaya angkut
Jakarta-China hanya Rp0,52/kg/km," katanya.
Indonesia
dinilai masih boros modal untuk investasi dibanding Malaysia, Vietnam atau
Thailand. Pemerintah diharapkan bisa terus melakukan efisiensi perizinan,
memperbanyak infrastruktur pengangkutan produk, dan memperbanyak jadwal kapal
angkut dari sentra produksi ke sentra distribusi.
Adapun,
Soleh Rusyadi Maryam dari Sucofindo menyarankan
pemerintah untuk memperbanyak Pusat Logistik Berikat (PLB) yang memiliki
fleksibilitas dalam supply chain management.
"Di
sini ada konsep one to many, many to one many to many," kata Soleh.
Menurutnya,
dengan adanya PLB diyakini Soleh akan memperlancar arus barang impor dari sisi
kewajiban kepabeanan, menjaga cash flow perusahaan, dan mendukung ketersediaan
barang impor tepat waktu.
Sumber : Bisnis, 23.10.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar