KONTAN.CO.ID
- Unggahan Burger King menjadi topik yang ramai dibicarakan oleh warganet di
Indonesia.
Dalam
unggahan di Instagram pada Rabu (5/11/2020) tersebut, Burger King meminta
masyarakat untuk mendukung pelaku usaha yang juga kompetitornya yakni McDonald's.
Takhanya
itu, Burger King juga meminta masyarakat untuk memesan makanan dari gerai
lainnya seperti Flip Burger, Carl's Jr, Wendy's, J.co, Klenger Burger, KFC,
CFC, Domino's Pizza, Pizza Hut, dan lainnya hingga warteg (warung Tegal).
Sebab,
pandemi corona membuat industri makanan dan minuman juga terdampak. Lantas,
seperti apa sejarah Burger King dan siapa pemiliknya di Indonesia?
Dirangkum
dari laman Britannica, Burger King adalah jaringan
restoran spesialis hamburger terbesar kedua di Amerika Serikat setelah
McDonald's. Di awal abad ke-21, Burger King mengklaim memiliki sekitar 14.000 toko di hampir 100 negara. Kantor pusatnya berada di Miami, Florida.
Menurut
perusahaan, Burger King didirikan tahun 1954 oleh James W. McLamore dan David Edgerton di Miami. McLamore dan Edgerton menjual waralaba
pertama mereka pada tahun 1959, dan Burger King segera menjadi restoran
waralaba yang tersebar di seluruh Amerika Serikat.
Pada
1963, waralaba Burger King pertama dibuka di luar Amerika Serikat yakni di Puerto Rico. Selanjutnya, Burger King terus mengalami banyak
perubahan kepemilikan dan tata kelola perusahaan.
Pada
1967, perusahaan tersebut dijual ke Pillsbury Company, yang, pada akhir
1970-an, membawa masuk Donald N. Smith, mantan eksekutif
McDonald's, untuk merevitalisasi Burger King dengan memperluas menu dan
memperketat kontrol pemegang waralaba.
Pada
1989, Pillsbury sendiri diakuisisi oleh perusahaan Inggris Grand Metropolitan (Grand Met) PLC. Grand Met menjadi Diageo PLC setelah mergernya dengan pembuat bir Irlandia Guinness PLC pada tahun 1997.
Lalu,
pada 2002 Diageo menjual Burger King kepada konsorsium pemodal
ekuitas swasta, yaitu Grup Texas Pasifik, Bain Capital, dan Goldman Sachs Capital Partners.
Pada
2010, 3G Capital, sebuah grup investasi yang dikendalikan oleh
miliarder Brazil, Jorge Paulo Lemann, mengambil alih
perusahaan tersebut dengan cara membeli dengan leverage.
Kemudian,
tahun 2012, saham Burger King dijual kembali ke publik, tetapi 3G tetap
memiliki kepentingan pengendali.
Pada
2014, Burger King Worldwide bergabung dengan perusahaan donat dan
jaringan restoran makanan cepat saji Kanada, Tim Hortons. Hal itu membuat
perusahaan induk baru bernama Restaurant Brands International dibentuk.
Hamburger
besar bernama Whopper adalah produk
andalan Burger King. The Whopper diperkenalkan pada tahun 1957, pada saat
pesaingnya McDonald's masih hanya menjual hamburger kecil.
Pemilik Burger King di Indonesia
Dikutip
dari pemberitaan Kontan.co.id (18/8/2014), awalnya pemilik Burger King di
Indonesia adalah PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) melalui anak
usahanya PT Sari Burger Indonesia (SBI) sebagai pengelola
Burger King.
Namun,
MAPI melakukan divestasi atau mengurangi kepemilikan sahamnya di SBI untuk
mengejar skala ekonomis.
Dengan
cara tersebut, investasi yang dibutuhkan untuk membuka gerai menjadi lebih
ringan lantaran MAPI sebagai pemegang saham minoritas investasinya tidak
sebesar mitra baru MAPI tersebut.
Selanjutnya,
dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id, (15/10/2014), MAPI telah menandatangani
perjanjian investasi dengan QSR Indoburger Pte. Ltd.
Namun,
kini MAPI masih memiliki saham Burger King sebesar 33,52% berdasarkan laporan perusahaan periode Juni
2020. Nilai investasi yang dimiliki dengan penempatan ini adalah Rp 86,62 miliar.
Sumber : Kontan, 07.11.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar