Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja impor diperkirakan masih akan
tertekan hingga akhir tahun ini jika dibandingkan dengan ekspor yang mulai
menunjukkan perbaikan.
Menurut Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman,
hal ini dikarenakan permintaan domestik yang masih lemah meski ada perkembangan
positif terkait vaksin Covid-19 dan dunia usaha mulai kembali beraktivitas
seiring dengan pelonggaran penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB).
"Beberapa pelaku usaha masih akan menunda sebagian
investasi dan produksinya, dan sebagian orang masih rela menerapkan pembatasan
sosial yang lebih ketat, setidaknya sampai vaksin didistribusikan secara
luas," katanya, Senin (16/11/2020).
Di sisi lain, Faisal mengatakan permintaan ekspor Indonesia
telah menunjukkan peningkatan yang signifikan karena didukung oleh pelonggaran
lockdown global sehingga mendorong pemulihan ekonomi, tercermin juga dari harga
komoditas yang menunjukkan tren meningkat.
Namun demikian, dia menilai, kinerja ekspor masih memiliki
risiko ke depan, terutama karena kasus Covid-19 yang kembali meningkat di
Amerika Serikat dan Eurozone sehingga bisa menghambat laju pemulihan global.
Namun demikian, impor yang masih sangat tertekan dan ekspor
yang membaik ini mendukung surplus perdagangan.
"Dalam kondisi surplus perdagangan, defisit transaksi
berjalan [current account deficit/CAD] akan menyusut sehingga memberikan
katalis positif bagi keseluruhan neraca pembayaran [balance of
payment/BoP]," katanya.
Faisal memperkirakan CAD pada tahun ni akan menyusut hingga
pada kisaran -0,32 persen dari PDB, lebih rendah dari tahun 2019 sebesar -2,72
persen dari PDB.
Adapun, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan
pada Oktober 2020 mengalami surplus sebesar US$3,61 miliar, lebih tinggi dari
sebelumnya US$2,44 miliar pada September 2020.
Sebagai rincian, ekspor pada Oktober 2020 mencapai US$14,39
miliar atau naik 3,09 persen dari bulan lalu. Namun, jika dibandingkan tahun
lalu, ekspor masih turun -3,29 persen dari US$14,88 miliar periode yang sama
tahun lalu.
Sementara itu, impor pada periode yang sama tercatat
sebesar US$10,78 miliar, turun 6,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara tahunan, impor turun 26,93 persen.
Sumber : Bisnis, 16.11.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar