Bisnis.com,
JAKARTA – Asosiasi pengusaha pelayaran meminta pemerintah menambah kontainer
kosong ke Indonesia akibat kurangnya kontainer untuk pengiriman barang selama
pandemi Covid-19.
Ketua DPP Indonesia National Shipowners
Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan kekurangan kontainer global menjadi
isu hangat di dunia pelayaran dan logistik saat ini. Para eksportir, termasuk
di Indonesia, mengalami kesulitan mendapatkan kontainer untuk mengirimkan
barangnya ke luar negeri.
Kekurangan
kontainer global ini bermula dari menyebarnya pandemi Covid-19 dari China ke
seluruh penjuru dunia, yang menyebabkan banyak negara melakukan lockdown dan
terjadi penurunan jumlah kargo muatan kapal kontainer.
Penyebab
lainnya karena terjadinya kongesti di beberapa pelabuhan seperti di Pelabuhan
Singapura, Inggris, China, dan Amerika. Kongesti ini mengakibatkan terjadinya
penundaan keberangkatan kapal dan mengubah jadwal pelayaran.
"Perlu
adanya solusi dari pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan untuk membawa
kontainer kosong ke Indonesia. Adapun, 1.292 kontainer yang informasinya
terhambat ekspor agar diakomodasi untuk tujuan ekspor ke negara tujuan utama
atau long haul seperti ke Eropa dan Amerika," jelasnya, Kamis
(26/11/2020).
Selanjutnya,
dia mengusulkan pula agar repo kontainer kosong ke Indonesia untuk dibebaskan
biaya bongkar di pelabuhan.
Untuk
mendorong dibukanya keran impor ke Indonesia, eksportir diharapkan
mensubstitusi tipe kontainer dari biasanya menggunakan 40 High Cube (HC)
menjadi 20 HC.
“DPP
INSA sudah menyampaikan beberapa usulan ini dalam rapat beberapa waktu lalu
dengan pemerintah dan stakeholder lainnya,” ujarnya.
Selain
itu, perlu dicarikan solusi terbaik untuk menangani kondisi kekurangan
kontainer global yang terjadi saat ini dengan melibatkan seluruh stakeholder
pelayaran.
Saat
ini, untuk mempertahankan operasional operator pelayaran internasional asal
Indonesia, ara operator pelayaran kontainer dunia menyusutkan jumlah
operasional kapal kontainer untuk memangkas beban biaya perusahaan.
Ketika
China terlebih dahulu mengatasi pandemi dan lebih dahulu melakukan aktivitas
ekonominya serta kargo sudah mulai tumbuh kembali, kontainer belum tersedia.
Hal ini diakibatkan berkurangnya tenaga kerja dari negara-negara yang melakukan
lockdown seperti Amerika Serikat sehingga terjadi kekurangan kontainer.
Kondisi
ini juga mengakibatkan terkereknya freight atau ongkos angkut pelayaran global
menjadi lebih tinggi. Khusus Indonesia, kekurangan kontainer ekspor ini
disebabkan karena berkurangnya volume impor yang berarti menurunnya jumlah
kontainer ke Indonesia.
Sementara
itu, kata Carmelita, kekurangan kontainer tidak terjadi di dalam negeri,
mengingat distribusi logistik dalam negeri dilakukan oleh armada kapal
nasional, dan peti kemasnya beredar di dalam negeri juga.
Dia
meminta agar operator kapal kontainer tetap menjaga kestabilan dan keharmonisan
ongkos angkut atau freight agar distribusi logistik national tetap stabil.
Sumber : Bisnis, 27.11.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar