JAKARTA, KOMPAS.com — PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) terus membenahi bisnisnya. Salah satu strategi pembenahan di tubuh juragan mi dan tepung terigu ini adalah dengan merampingkan anak usaha.
INDF akan menggabungkan (merger) anak usaha. Saat ini, INDF memiliki 12 anak perusahaan secara langsung, termasuk "PT Indofood Consumer Branded Product" (ICBP) Sukses Makmur yang baru saja menjadi anak usaha INDF pada September 2009.
ICBP tadinya berasal dari divisi mi instan INDF. (lihat tabel). INDF akan menggabungkan lima anak usaha menjadi satu perusahaan saja.
Kelima anak usaha itu adalah ICBP Sukses Makmur, "PT Ciptakemas Abadi", "PT Gizindo Prima Nusantara", "PT Indobiskuit Mandiri Makmur", dan "PT Indosentra Pelangi".
ICBF Sukses Makmur akan menjadi nama perusahaan hasil penggabungan tadi. Selain memproduksi mi instan, kelak ICBP Sukses Makmur juga akan memproduksi bungkus makanan, makanan bayi, biskuit, dan berbagai bumbu masak.
"Biaya merger tidak signifikan karena sebenarnya hanya pemindahbukuan saja," ujar Franciscus Welirang, Wakil Direktur Utama INDF kepada KONTAN, kemarin (29/10). Selain merger, INDF juga akan mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya di lima anak usaha lain ke ICBF Sukses Makmur.
Kelima anak usaha itu adalah Indofood Fritolay Makmur, Drayton Pte Ltd, PT Surya Rengo Containers, Nestle Indofood Citarasa Indonesia, dan Indofood Industries Sdn Bhd.
"Tujuan restrukturisasi organisasi perusahaan ini adalah untuk efisiensi dan efektivitas usaha," imbuh Franky.
Pasca-merger dan pengalihan saham, INDF hanya akan memiliki tiga anak usaha, yakni ICBP Sukses Makmur, Indofood Agri Resources Ltd yang bergerak di bisnis perkebunan, dan PT Indomarco Adi Prima di sektor distribusi.
Sempat beredar kabar, restrukturisasi organisasi tersebut merupakan langkah awal bagi ICBP Sukses Makmur untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Namun, "Sampai saat ini, kami belum terpikir sampai ke arah itu," kata Franky.
Analis BNI Securities Achmad Nurcahyadi menilai, perampingan anak usaha INDF ini untuk memudahkan kontrol dan menentukan strategi bisnis mereka. Kelak, Achmad memperkirakan INDF hanya akan menjadi holding company. (Rizki Caturini/Kontan)
Sumber : Kompas, 29.10.09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar