HUA HIN, Thailand (Antara/AFP): Para pemimpin Asia sepakat untuk mengatasi perbedaan mereka dan mendesak pembentukan blok bergaya Uni Eropa (UE).
Persoalan hak azasi manusia (HAM), sengketa perbatasan dan penundaan pertemuan akibat adanya aksi-aksi protes, mewarnai pertemuan para pemimpin kawasan dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari separoh populasi dunia.
Rencana untuk meningkatkan pengaruh kawasan terhadap dunia internasional mendominasi pertemuan tiga hari negara Asia Tenggara itu dengan China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru.
Para kepala negara dan kepala pemerintahan yang berkumpul di kota wisata pantai Hua Hin, Thailand, akan menandatangani satu rancangan perjanjian hari ini.
Kesepakatan itu mengenai peningkatkan integrasi ekonomi dan politik serta kerja sama tentang berbagai subjek, termasuk perubahan iklim dan manajemen bencana.
Usulan Jepang terhadap apa yang disebut masyarakat Asia Timur akan dibahas lebih lanjut, setelah Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mengatakan, kawasan ini harus punya prakarsa bahwa Asia Timur akan memimpin dunia.
Ke-10 anggota Asean juga akan menandaskan kembali komitmennya untuk membentuk blok itu yang mencakup persoalan politik dan ekonomi pada 2015.
Asia telah melakukan pemulihan ekonomi lebih cepat dari krisis ekonomi global ketimbang AS, dan juga negara Barat lainnya, yang memandang dirinya dalam posisi mendorong pengaruh internasional.
Namun, kecaman dikemukakan lagi mengenai sikap kawasan terhadap HAM, yang meredup di dalam KTT.
Para aktivis mengecam para pemimpin di Hua Hin, karena mereka hampir tidak menyebut mengenai berlanjutnya penahanan yang dilakukan junta militer Myanmar terhadap tokoh panutan prodemokrasi dan pemenang Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.
Asean menyeru Myanmar agar menyelenggarakan pemilu secara bebas dan jujur, namun "melupakan" seruan terhadap pembebasan Suu Kyi, 64, yang telah ditahan selama 11 tahun.
Perdana Menteri Myanmar Thein Sein mengatakan bahwa rezimnya akan mengendorkan kondisi penahanan rumahnya, yang diperpanjang lagi 18 bulan pada Agustus lalu.
Peluncuran apa yang disebut Asean satu komisi HAM yang bersejarah Jumat, ternyata dibayangi oleh pelarangan beberapa pemimpin demonstrasi untuk melakukan pertemuan dengan para pemimpin kawasan, guna membicarakan badan baru itu.
Perbedaan-perbedaan antara negara-negara penting di kawasan juga merusak dukungan terhadap tema persatuan.
Perdana Menteri China Wen Jiabao sepakat dengan timpalannya dari India, PM Manmohan Singh dalam perundingan di sela-sela KTT kemarin, untuk berusaha mempersempit perbedaan terutama menyangkut sengketa perbatasan.
Beijing menyampaikan sikap penentangannya terhadap kunjungan yang dilakukan Singh ke Arunachal Pradesh, satu negara bagian perbatasan India yang disengketakan, dan rencana kunjungan Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet ke India bulan depan. India dan China terlibat bentrokan pada 1962 di wilayah itu.
Sementara itu, negara tuan rumah Thailand dan Kamboja tetangganya, juga menyimpan sengketa berkaitan nasib mantan pemimpin Thailand, Thaksin Shinawatra, setelah PM Kamboja Hun Sen menawarkan kepadanya jabatan sebagai penasehat ekonominya.
Sekitar 18.000 tentara dan puluhan kendaraan lapis baja telah dikirim ke Hua Hin, setelah KTT Asia dua kali ditunda karena protes-protes anti pemerintah yang dilakukan oleh para pendukung Thaksin.(yn)
Sumber : Antara/AFP, 25.10.09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar