KOMPAS.com - Pertanyaan-pertanyaan si kecil seperti menginterogasi Anda? Jangan serta merta merasa kesal. Itu adalah pertanda bahwa keingintahuannya amat besar.
Menurut Robert Goldstein, PhD, lewat bukunya, Buku Pintar Orangtua, anak kecil adalah pembelajar ilmiah dan pengamat utama terhadap apa yang ada sekarang dan yang ada di tempat.
Sehingga, tak jarang anak secara terus menerus mencoba mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
Anak-anak bersandar kepada orangtuanya. Karena itulah ia akan selalu mengajukan banyak pertanyaan kepada orangtuanya. Anak-anak percaya, bahwa orang dewasa mengetahui segalanya tentang apa pun.
Anak-anak pun memiliki kerangka berpikir bahwa segalanya bertujuan. Makanya akan ada pertanyaan-pertanyaan yang Anda pun akan bingung menjawabnya, misal; “Mengapa anak itu tinggi?”
Di lain waktu, anak juga bisa menggunakan pertanyaan untuk meredakan ketakutannya. Misal, “Mengapa anjing itu menggonggong?” Atau kali lain, ia juga akan mengajukan banyak pertanyaan atau berbicara terus menerus karena ia merasa dengan cara itu, mendapatkan perhatian penuh dari orangtuanya.
Namun, ada kala ketika sedang letih atau jenuh, orangtua akan merasa jenuh atau terganggu dengan pertanyaan anak-anak yang cenderung memberondong. Tak jarang, anak-anak akan mengajukan pertanyaan baru usai orangtua menjawab pertanyaan sebelumnya.
Akan ada saat-saat Anda menemukan kesulitan untuk mengetahui keinginan anak, karena dia tidak puas dengan jawaban yang diterimanya.
Sebelum memberikan jawaban yang sulit, Anda bisa bertanya dulu kebutuhan si anak dari cara pandangnya, misal dengan bertanya, “Apa yang kamu pikir tentang arti kata itu?” atau, “Coba kamu pikirkan dulu, kira-kira mengapa anjing itu menggonggong?”
Jika si kecil masih saja bertanya “mengapa” untuk kesekian kalinya, ini berarti si anak masih menolak jawaban dari Anda karena ia belum mengerti jawaban Anda. Anak-anak mengalami kesulitan menyerap fakta tak umum atau belum berhubungan langsung dengan pengalamannya.
Karena itulah, orangtua harus menjawab pertanyaan sesuai tingkat pemahaman anak.
Bila pertanyaan-pertanyaan si anak yang terus menerus dan celotehannya mengganggu Anda, ingatlah bahwa Anda tak perlu menjawab seluruhnya saat itu juga.
Untuk meredam pertanyaannya saat Anda sedang repot menghitung barang belanjaan, coba berpaling kepadanya, anggukkan kepala atau katakan, “Mama dengar kamu, kok.”
Bahkan dengan gumaman tanda mengiyakan atau bahwa Anda mendengarnya pun sudah bisa membuat si kecil bahagia. Ingatlah, bahwa komunikasi adalah hal yang penting dalam menjalin sebuah hubungan.
Sebentar lagi ia akan memasuki fase remaja, ketika itu terjadi, ia akan lebih banyak bertanya kepada teman-temannya. Ketika hubungan emosional Anda dan si kecil sudah terjalin sejak dini, niscaya ia akan terus mau berkomunikasi dengan Anda.
Sumber : Kompas, 14.11.09 (NAD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar