JAKARTA, KOMPAS.com - Stres adalah beban yang menimpa tubuh kita dan membuat tubuh bereaksi secara darurat. Kita mengenal adanya 2 macam jenis stres.
Yang pertama adalah stres fisik, misalnya kena pukul, tabrakan kendaraan, kerja otot yang melelahkan dan lain-lain. Sedangkan yang lainnya adalah stres mental atau tekanan akibat kejiwaan.
Apa pun bentuk stres, keduanya akan merangsang kelenjar adrenal, yakni satu kelenjar endokrin yang terletak menempel pada bagian atas kedua ginjal. Atas rangsangan stres ini, kelenjar adrenal akan mengeluarkan berbagai jenis hormon.
Masing-masing hormon akan mempunyai efek khusus terhadap metabolisme tubuh, yang sedang mengalami keadaan kedaruratan akibat adanya beban stres tersebut.
Kelompok hormon pertama bereaksi adalah berbagai hormon yang dikenal sebagai kelompok hormon golongan kortikostreroid. Yakni hormon-hormon yang diproduksi oleh bagian korteks (bagian luar) dari kelenjar adrenal.
Hormon-hormon yang termasuk golongan ini adalah kortisol, hidro-kortison, prednison dan seterusnya. Sedangkan kelompok hormon lainnya adalah epinephrine yang diproduksi oleh bagian medulla (bagian tengah) dari kelenjar adrenal tersebut.
Termasuk dalam golongan ini adalah epinephrine. Pada stres, selain adanya peningkatan hormon-hormon dari kelenjar adrenal, juga adanya peningkatan produksi glukagon. Yakni hormon yang diproduksi oleh sel alfa kelenjar pankreas, yang berfungsi meningkatkan kadar gula darah.
Atasi Stres
Upaya mengatasi stres memang tak mudah, tapi upayakan sebisa mungkin untuk menghilangkan penyebabnya. Atau paling tidak, dapat mencari jalan keluarnya, sehingga walau faktor penyebab terjadinya stres masih ada, tetapi dampak negatifnya dapat dikurangi.
Misalnya dengan meminta bantuan seorang ahli jiwa atau pun seorang psikolog. Bilamana stres yang kita hadapi termasuk golongan pertama, yakni stres yang menimbulkan reaksi pada hormon-hormon golongan kortiko-steroid, maka peningkatan nafsu makan yang terjadi harus diimbangi dengan upaya menegakkan kebiasaan makan yang benar.
Hindari kesempatan makan jika mungkin. Pilihlah makanan yang tidak terlalu manis, bergula dan atau yang terbuat dari tepung olahan, misalnya kue-kue dan sejenisnya.
Salah satu jenis makanan yang patut dihindari adalah makanan yang terbuat dari tepung yang dijadikan adonan, kemudian digoreng atau dimasak dengan santan seperti martabak, donat, combro, risoles dan sebagainya.
Hindari makanan gorengan pada umumnya atau pun makanan yang berlemak/dimasak dengan santan. Perbanyak makan sayuran rebusan, serta buah-buahan segar.
Jika ‘terpaksa’ berpesta atau makan di restoran, pakailah obat penangkal penyerapan lemak. Tidak ada jeleknya bila Anda meminta bantuan seorang dokter ahli gizi. Selamat mencoba.
Sumber : www.gayahidupsehatonline.com (dimuat di "Kompas", 18.11.09).
NB :
Situs BLOG hari Sabtu 21.11.09 tak dapat diakses sehingga tidak memungkinkan updating, tks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar