JAKARTA : Krisis utang Eropa yang memicu perlambatan ekonomi global diperkirakan belum mereda dalam waktu dekat.
Tumpal M. Sihombing, Education and Sertification Indonesian Corporate Secretary Association (ICSA), menyebutkan terdapat enam skenario yang menentukan quo vadis zona Eropa pada masa mendatang.
Skenario pertama, negara-negara di zona Eropa hanya akan menutup mata seakan-akan tidak mengalami persoalan krisis ekonomi.
“Eropa hanya akan seperti bebek yang menguburkan kepalanya dan tidak ingin melihat binatang buas di depannya,” jelas Tumpal hari ini.
Kedua, terjadi perpecahan dalam zona Eropa menjadi dua kubu, yakni anggota utama dan anggota prospektif. Dalam skenario ini, ada persoalan baru terkait dengan kredibilitas negara-negara Eropa yang masuk dalam kubu anggota utama kawasan.
“Akan ada two tiered membership, ada pemisahan antara main member dan prospective member,” ujarnya.
Dalam hal ini, menurut Tumpal, Jerman dan Prancis berpotensi masuk dalam kubu utama, sementara Italia dan Spanyol akan menjadi negara nomor dua, yang tentu akan memicu protes dari kedua negara.
Skenario ketiga, Jerman sebagai negara kuat di Eropa berpotensi meninggalkan Euro Zone demi menyelamatkan perekonomian internal. Hal ini akan berdampak baik terhadap persoalan krisis, tetapi akan membuat transfer dana ke kawasan Eropa berhenti.
“Kalau menyetop transfer ke Euro, akan ada penurunan rating, dan akan buruk untuk ekonomi domestik,” ujarnya.
Skenario keempat, Yunani dan Portugal sebagai biang kerok persoalan utang Eropa akan keluar dari zona. Kedua negara akan memiliki otonomi penuh terhadap negaranya masing-masing dan tidak mendapatkan pasokan dana dari zona Eropa.
“Saya kira terlalu besar pengorbanannya untuk melepaskan kedua negara,” tuturnya.
Kelima, Italia dan Spanyol menjadi pilihan negara yang akan keluar jika tidak ada resolusi yang lebih baik di kawasan Eropa. Namun, ada potensi pembubaran kawasan jika kedua negara ini keluar.
Skenario Keenam, kawasan Eropa akan bubar jalan dan seluruh negara anggota akan kembali memiliki otonomi perekonomian semula dengan mata uang yang berbeda. Keuntungannya, Tumpal menjelaskan jika ada persoalan pasar keuangan, maka setiap negara akan menemukan titik keseimbangannya sendiri.
Menurut dia, skenario yang berpotensi besar terjadi ialah Jerman keluar dari kawasan, Italia dan Spanyol yang keluar, atau zona Eropa akan raib dan hanya menjadi benua dengan beragam mata uang.
“Skenario yang paling efektif untuk mereduksi krisis ekonomi adalah skenario pertama. Eropa menutup mata seakan tidak terjadi apa-apa. Dengan begitu tidak ada perubahan signifikan yang bisa mengguncang keadaan krisis,” ujar Tumpal.(bas)
Sumber : Bisnis Indonesia, 22.12.11 (maaf, kliping edisi 20/12 s/d 22/12/11 absen, biasalah repot).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar