JENEWA, KOMPAS.com - Tiga
produsen pesawat utama di dunia, yakni Airbus, Boeing, dan Embaer, sepakat
bekerja sama dengan beberapa negara dan produsen biofuel untuk mulai memikirkan
penggunaan biofuel. Kesepakatan itu, untuk menekan tingginya emisi karbon.
Dua persoalan utama dalam
industri penerbangan yang dapat diatasi oleh biofuel adalah, makin tingginya
harga avtur dan dampak lingkungan dari penerbangan.
Kesepakatan yang diambil
oleh tiga produsen pesawat utama itu, dilakukan dalam acara "Air Transport
Action Group (ATAG) Aviation and Environment Summit" di Jenewa, Swiss,
sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (22/3/2012).
"Dua persoalan utama
dalam industri penerbangan (yang dapat diatasi oleh biofuel) adalah, makin
tingginya harga avtur dan dampak lingkungan dari penerbangan," kata
Presiden Direktur Boeing, Jim Albaugh.
Uni Eropa pun menerbitkan
aturan baru yang memajaki emisi karbon akibat dampak penerbangan. Meski pun
sejauh ini, Amerika Serikat, China, dan India, masih tidak sependapat dengan
aturan tersebut.
Terkait pemanfaatan biofuel,
sejauh ini maskapai Jerman, Deutsche Lufthansa AG, telah selesai mengoperasikan
1.187 penerbangan antara Hamburg dan Frankfurt dengan biofuel untuk
menggantikan avtur. Ujicoba dilangsungkan selama enam bulan terakhir di tahun
2011.
Dalam ujicobanya, Lufthansa
menerbangkan Airbus A321 dengan nomor registrasi D-AIDG. Salah satu mesinnya menggunakan campuran
bahan bakar avtur dan "biosynthetic kerosene".
Selama enam bulan,
penggunaan biofuel telah menurunkan emisi karbondioksida hingga 1.500 ton. Ini
merupakan salah satu upaya untuk menurunkan tingkat pencemaran dari penggunaan
moda transportasi bagi lingkungan hidup. Namun belum dilanjutkan, karena
dihambat kontinuitas produksi biofuel.
Sumber : Kompas, 22.03.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar