JAKARTA, KOMPAS.com -
Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Nur Pamudji mengatakan, PLN mempunyai
kewajiban utang beserta bunga mencapai Rp 18 triliun pada 2012. Ini lantaran
investasi yang dilakukan PLN harus didanai dengan utang.
Kenapa utang, karena listrik
kita kan dibuat relatif murah, kalau hanya dari pelanggan saja kita defisit,
jadi harus disubsidi.
-- Nur Pamudji
"Kalau utang PLN kita
masih bayar Rp 18 triliun per tahun. Ya, kelistrikan kita ini dibangun
kebanyakan dari utang. Kenapa utang, karena listrik kita kan dibuat relatif
murah, kalau hanya dari pelanggan saja kita defisit, jadi harus
disubsidi," kata Nur di sela-sela rapat kerja pemerintah dengan Badan
Anggaran DPR, di DPR, Jakarta, Sabtu (24/3/2012).
Nur mengatakan, return on
asset (ROA) PLN hanya 3%. Angka tersebut termasuk kecil ketimbang perusahaan
listrik di Thailand yang bisa sampai 8%. Dengan besarnya persentase ROA itu,
perusahaan listrik pun bisa menggunakan dana internalnya untuk investasi.
"Sehingga mereka bisa
memupuk dana untuk investasi sehingga dari dana internal saja mereka bisa
melakukan investasi-investasi," tegasnya.
Dengan ROA yang rendah, kata
Nur, investasi PLN pun harus didanai dari utang. PLN tidak bisa lagi hanya
mengandalkan dana internal sehingga akhirnya punya kewajiban utang dan bunga
sebesar Rp 18 triliun.
"Utang plus bunga itu
Rp 18 triliun setahun dalam tahun 2012, dan itu harus kita bayar,"
tambahnya.
Menurutnya, jumlah utang
tersebut kemungkinan akan terus bertambah ke depannya.
"Sehingga mau tidak mau
kita akan terbebani utang," pungkas Nur.
Sumber : Kompas, 24.03.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar