Penulis : Anata Syah Fitri
JAKARTA--MICOM: Kondisi perusahaan pelayaran kargo BUMN
Djakarta Lloyd (Persero) sakit parah. DPR menilai tak ada jalan keluar yang
lebih baik selain likuidasi.
Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin
(29/10), menilai Kementerian BUMN harus tegas dalam menentukan nasib Djakarta
Lloyd. Namun, hingga kini Kementerian BUMN belum juga melaporkan kondisi DL.
Airlangga mengaku menantikan laporan Kementerian BUMN
tentang rencana terhadap perusahaan kargo pelat merah itu. Namun dia menilai
aksi merger bukanlah langkah yang tepat untuk masa depan Djakarta Lloyd.
"Merger dengan apa? Perusahaan yang dimerger pasti akan terbebani,"
tuturnya.
Jika likuidasi diambil menjadi jalan keluar, dia
menegaskan, perusahaan harus mempertanggungjawabkan utang dan nasib karyawan.
"Skenarionya seperti apa, DPR harus diberi paparannya, tapi menterinya
belum lapor padahal kan bermasalah," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN
harus membuat rencana yang jelas mengenai masa depan Djakarta Lloyd. Selama ini
langkah kementerian dinilai tidak jelas. "Apakah mau dry cargo, container
cargo, atau yang lainnya? Kalau mau ditransfer ke dry cargo harus konkret
paparannya seperti apa. Jangan seperti memberi tugas mengangkut batu bara, tapi
tidak punya kapal," tandasnya. (Nat/Edn/Mrc/OL-04)
Sumber : Media Indonesia, 30.10.12.
Catatan :
Rujukan sebelumnya : [041112.ID.SEA] Djakarta Lloyd
Sebaiknya Dilikuidasi, [021112.ID,SEA] Akhirnya, Dahlan Iskan Mau Sehatkan
Djakarta Lloyd , [011112.ID.SEA] DJAKARTA LLOYD Negosiasi Utang Rp677,57 Miliar
Dengan 226 Kreditur dan [311012.ID.SEA] Djakarta Lloyd Hanya Membutuhkan 70
Pegawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar