SURABAYA: Pemberian sejumlah peran
istimewa kepada kapal roll on-roll of (Ro-Ro) dinilai dapat menciptakan
persaingan tidak sehat pada bisnis logistik pada sektor angkutan laut.
Chairman of Indonesian National
Shipowner’s Association (INSA) Surabaya Stevens menilai ketentuan penggunaan
bahan bakar bersubsidi dan kebebasan menentukan trayek kepasa kapal ro-ro telah
memberikan pengaruh besar terhadap gesekan di dunia usaha ekspedisi.
Menurut Stevens, kelonggaran itu
berpotensi merusak usaha angkutan multimoda. Pasalnya, ucapnya, kapal ro-ro
dapat mengangkut barang hingga rute-rute jarak jauh di perairan domestik.
Stevens meminta pemerintah menata ulang trayek pengoperasian kapal ro-ro.
“Bahaya itu. Cukup tempatkan ro-ro
untuk kategori angkutan penumpang, tidak perlu sampai berlebihan mengurusi
sektor logistiknya,” ungkapnya saat ditemui Bisnis pada konferensi
International Network of Affiliated Ports (INAP) di Surabaya, hari ini (6/11).
Stevens mencatat kapal ro-ro kini
dapat mengirim barang untuk rute Jakarta-Makassar dan Surabaya-Balikpapan.
Bahkan, kata Stevens, kapal ro-ro kini disinyalir lebih dominan mengangkut
kargo umum ketimbang angkutan penumpang sebagai fungsi utamanya.
Seperti diketahui, perlakuan
istimewa yang diberikan untuk kapal ro-ro telah membidani persaingan bisnis
dengan operator pelayaran angkutan kontainer domestik antarpulau. Rebutan kue
bisnis itu sangat kental belakangan sebagai sarana yang paling efisien untuk
mendistribusikan barang antarpulau.
INSA telah menerima keluhan dari
operator kapal kontainer domestik bahwa volume muatan terus anjlok hingga lebih
35% sejak maraknya pengoperasian kapal ro-ro. Sebagian pesar operator
mengeluhkan tarif handling kapal ro-ro yang jauh lebih kecil ketimbang kapal
container.
Tarif handling kapal ro-ro tercatat
lebih murah sekitar 20% dari tarif handling muatan kapal container domestik
yang rata-rata mencapai Rp 500.000—Rp 700.000 per peti kemas 20 kaki termasuk
PPn di sejumlah pelabuhan. (arh)
Sumber : Bisnis Indonesia, 06.11.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar