TEMPO.CO , Jakarta:Pendapatan PT Kereta Api dari operasi
Kereta Rel Listrik anjlok hingga 50 persen lebih akibat banjir Jakarta pekan
lalu. "Setiap hari, kami mengalami penurunan jumlah penumpang sebesar 55
persen," kata Tri Handoyo, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek di
Stasiun Gambir, Ahad, 20 Januari 2012.
Dalam sehari, kata Tri, PT KAI biasa melakukan 400 ribu
lebih transaksi dengan rata-rata harga tiket Rp 7.000. Dari hitungan Tempo,
perusahaan ini bisa meraup pendapatan lebih dari Rp 28 miliar dari
pengoperasian KRL dalam kondisi normal. PT KAI membatalkan 137 perjalanan KRL
akibat banjir Jakarta selama tiga hari (Kamis-Sabtu), perusahaan ini hanya
sanggup melakukan transaksi hingga 200.000 lebih per hari, atau separuh dari
pendapatan normal.
Selain pendapatan anjlok, PT KAI kehilangan pendapatan
dari pembatalan perjalanan 30 kereta barang. Tapi kata Dwiyana Slamet Riyadi
Deputi 1 EVP (executive vice president) Daop 1 Jakarta Bidang Teknik dan
Operasi, nilai pendapatan yang anjlok dari pembatalan kereta barang belum bisa
diketahui. "Pendapatan dari angkutan kereta barang belum bisa dihitung,
karena Kami hitungnya biasanya bulanan, tidak harian," katanya.
Ia akan segera membenahi pelanggan korporat maupun
perseorangan. PT KAI juga berjanji
segera menghitung total pendapatan yang anjlok.
Sebelumnya, sebanyak 180 perjalanan kereta api dibatalkan
oleh PT KAI akibat banjir yang melumpuhkan Jakarta sejak Kamis, 17 Januari
kemarin. Meliputi 137 perjalanan kereta api KRL, 30 kereta barang, dan sisanya
kereta ekonomi. Pembatalan dilakukan karena pertimbangan tiga hal, trek yang
tidak steril, matinya gardu listrik, dan tergenangnya sinyal.
Selain kerugian, banjir juga menyebabkan gangguan
distribusi barang.
Sumber : Tempo, 21.01.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar