TEMPO.CO, Paris - Perusahaan maskapai nasional PT Lion
Mentari Airlines (Lion Air) menandatangani pengajuan pemesanan 201 unit pesawat
jet medium A320 dengan Airbus SAS senilai US$ 20 miliar (Rp 194,1 triliun).
Sumber Reuters yang tidak bersedia disebut namanya
mengatakan nilai kontrak jual-beli pesawat itu mencetak rekor seiring dengan
target produsen pesawat asal Prancis untuk mengungguli pesaingnya, The Boeing
Company, guna meraih pertumbuhan bisnis.
Manajemen Airbus dan EADS--anak perusahaan Airbus--ketika
dikonfirmasi, menolak berkomentar. Penandatanganan jual-beli itu rencananya
akan diumumkan Senin waktu Paris yang juga akan dihadiri oleh Presiden Prancis
Francois Hollande.
Sebelumnya, pemerintah Prancis menyatakan Hollande akan
bertemu dengan CEO Airbus Fabrice Bregier untuk merayakan kesepakatan jual-beli
besar. Namun pemerintah Prancis tidak memerinci soal kesepakatan itu. Sumber
itu mengatakan pemesanan Airbus A320 oleh Lion Air--perusahaan yang didirikan
oleh Rusdi Kirana--bisa membuat Airbus menjadi perusahaan dengan jumlah
pemesanan pesawat terbesar. Rusdi Kirana belum berhasil diminta tanggapan soal
ini.
Media Prancis Les Echos melaporkan pemesanan lebih dari
200 unit pesawat jet itu termasuk sebagian besar untuk model terbaru yang hemat
energi di mana per unitnya seharga US$ 100 juta.
Pemesanan pesawat itu seiring dengan target Lion Air
untuk berekspansi di kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan jumlah penumpang
pesawat di Indonesia terjadi seiring dengan tumbuhnya masyarakat kelas
menengah. Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan ekonomi sedang
tumbuh menarik minat perusahaan maskapai untuk berekspansi. Pasar penerbangan
domestik Indonesia diperkirakan tumbuh 21 persen per tahun.
Pemesanan pesawat itu juga seiring dengan target Lion Air
untuk memenangi persaingan di Asia Tenggara. Di kawasan, Lion Air yang
merupakan maskapai berbiaya rendah adalah saingan berat maskapai asal Malaysia,
AirAsia Bhd. Di Indonesia AirAsia Bhd menjalankan operasinya melalui anak
perusahaan PT Indonesia AirAsia.
Beberapa pengamat memperkirakan perang tarif penerbangan
akan semakin sengit akibat kompetisi bisnis kedua maskapai. Selama ini, pesawat
AirAsia secara eksklusif juga dipasok oleh Airbus, adapun Lion Air oleh Airbus
dan Boeing. Dua maskapai sama-sama sebagai pembeli pesawat dalam jumlah besar.
Maskapai jarang sekali berpindah membeli pesawat dari produsen lain karena
mahalnya biaya training operasi pesawat dan suku cadang.
Menurut data bulanan penjualan pesawat, jumlah penjualan
pesawat Boeing melampaui Airbus pada 2012 atau yang untuk pertama kali dalam
enam tahun dan diperkirakan tahun ini Boeing masih memimpin.
Kontrak jual-beli pesawat terbesar lainnya akhir-akhir
ini jumlahnya mencapai US$ 35 miliar. Di antaranya, maskapai asal Prancis
Lufthansa pekan lalu memesan 102 unit Airbus dan Boeing, Turkish Airlines
memesan 82 unit Airbus dan maskapai Irlandia Ryanair menargetkan untuk membeli
170 unit pesawat Boeing.
Sumber : Tempo, 18.03.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar