BISNIS.COM,JAKARTA—PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengusulkan agar dana subsidi bagi kereta api kelas ekonomi Rp418 miliar dikurangi dan digunakan untuk dana subsidi angkutan sepeda motor selama hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru 2013.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia
(Persero), Ignasius Jonan menyatakan pihaknya bersedia jika anggaran dana
subsidi (public service obligation) bagi angkutan kereta api ekonomi dikurangi.
Ignasius menjelaskan pengurangan dana PSO
itu menyusul rencana perseroan akan mengurangi pengoperasioan kereta rel
listirk (KRL) ekonomi non AC di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi.
“KRL non ac akan ditarik dalam waktu 6
bulan. KRL eknomi non Ac onderdil pintu tidak layak dan ketika jalan
[pintu] tidak bisa ditutup , banyak yang naik diatas,” ujarnya dalam
rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Rabu Malam (13/3).
Dia menyatakan KRL ekonomi non AC jika
telah ditarik akan modifikasi oleh PT Industri Kereta Api menjadi kereta
rel diesel (KRD).
Kereta rel diesel itu, tuturnya, akan
digunakan sebagai kereta perintis di sejumlah daerah yang telah memiliki jalur
kereta api namun selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal.
Dia menilai pengoperasian KRL ekonomi non
AC di wilayah Jabodetabek tidak layak karena masyarakat perkotaan rela membayar
dengan harga lebih agar menikmati kenyamanan dan keamanan KRL komersil AC.
PT KAI , tuturnya,
bersedia bekerja sama dengan Kemendagri agar menyiapkan kartu miskin bagi
penumpang KA.
Dia menambahkan
pihaknya akan menggunakan sistem dan teknologi untuk memverifikasi penumpang
dengan kartu miskin di sejumlah stasiun sehingga dapat memberikan potongan
tarif dari harga tiket yang berlaku.
Pemerintah tuturnya
harus memberikan kompensasi pada PT KAI karena telah mengangkut penumpang yang
menggunakan kartu miskin.
Menurutnya penarikan
KRL ekonomi non AC selain agar mengurangi beban APBN juga disebabkan tidak
meningkatkanya jumlah penumpang KRL ekonomi pada 2012 karena hanya 46 juta
orang.
Pada 2011, tuturnya,
pihaknya mengangkut 56 juta penumpang yang diangkut menggunakan KRL non AC
ekonomi.
Realisasi penumpang
KRL AC, tuturnya, meningkat menjadi 87 penumpang pada 2012 dan pada 2011 hanya
mengangkut 65 juta penumpang.
Dia menambahkan
selama 2012 pihaknya telah melakukan pembatalan 4.217 perjalanan KRL ekonomi
karena mogoknya sarana KRL ekonomi.
Menurutnya pada 2013
pihaknya mendapat dana PSO yang dialokasikan dalam APBN Rp704 miliar dan pada
2012 hanya memperoleh dana PSO mencapai Rp770 miliar.
Ignasius menjelaksan
pihaknya hanya membutuhkan Rp286 miliar dana PSO pada 2013.
Sumber : Bisnis
Indonesia, 14.03.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar