Bisnis.com,
JAKARTA - Procter & Gamble (P&G), perusahaan penyedia kebutuhan rumah
tangga dan perawatan personal, sangat terpukul dengan kenaikan tarif dasar
listrik (TDL) bagi industri sedang (I3) dan industri besar (I4).
Direktur Komunikasi P&G Bambang Sumaryanto mengatakan
setiap kenaikan pada salah satu komponen produksi akan memberikan dampak
terhadap biaya produksi dan operasinal. Biaya listrik termasuk salah satu dari
komponen tersebut. Namun pihaknya belum menyebut berapa persentase biaya
produksi terkait kenaikan listrik bagi industri.
“Tentu sangat berdampak. Namun, bagi perusahaan,
bagaimana bisa meminimalisasi penggunaan listrik tanpa mengurangi kapasitas
produksi,” papar Bambang kepada Bisnis, Senin (27/1/2014).
Langkah yang dilakukan P&G atas kenaikan TDL, sambung
Bambang, justru fokus menghasilkan produk yang mempunyai nilai tinggi bagi
konsumen. Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, perusahaan melakukan inovasi
produk, proses dan operasional produksi.
“Dengan melakukan upaya inovasi yg terus menerus itulah
yg memungkinkan P&G mampu menghasilkan produk yang berkualitas bagi
konsumen dan memberikan nilai terbaik,” terangnya.
Bambang menerangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
termasuk pertumbuhan ekonomi yang memberikan potensi bagus bagi produk P&G.
Pihak perusahaan, lanjutnya, telah berkomitmen untuk memberikan layanan yang
baik kepada konsumen Indonesia khususnya ketersediaan produk.
“Oleh karena itu kami masih tetapi melakukan produksi
sebagaimana biasanya.Kami berharap agar pemerintah dapat membantu industri
dengan mengurangi perubahan yang bersifat mendadak sehngga industri bisa
menyusun langkah-langkah antisipasi dengan lebih baik,” tuturnya.
Sumber : Bisnis Indonesia, 27.01.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar